Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Anggaran Kementan Naik 100 Persen, Jokowi Tunggu Hasilnya

Kompas.com - 21/12/2015, 22:05 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com – Presiden Joko Widodo (Jokowi) didampingi Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman, menyerahkan penghargaan Adhikarya Pangan Nusantara (APN) Tahun 2015 di Istana Negara, Jakarta, Senin (21/12/2015).

Dalam kesempatan itu, presiden meminta agar program pemerintah yang ditujukan untuk petani harus sesuai kebutuhan sehingga berhasil meningkatkan produksi pangan.

Kementerian pertanian yang telah mendapatkan kenaikan anggaran pada APBN 2016 lebih tingga dibandingkan tahun sebelumnya harus mampu mewujudkan program semacam itu.

"Anggaran Kementan naik 100 persen, saya tunggu hasilnya. Apa hasil naik? Impor turun? Saya tidak tergesa-gesa setahun minta hasil. Ini proses panjang. Saya senang Pak Mentan orang lapangan," kata Presiden Jokowi.

Presiden mengatakan selama ini sejumlah bahan pangan masih di impor padahal Indonesia memiliki kemampuan untuk memproduksi sendiri pada tahun-tahun mendatang.

"Impor sudah mulai turun, seperti jagung, daging, bawang. Saya ingin lihat 2-3 tahun lagi karena kita fokus itu, tapi jangan sampai produksi meningkat tapi kesejahteraan petani tidak meningkat," tegasnya.

Presiden mengatakan bila dari awal penanaman hingga panen dan kemudian pemasaran dikelola dengan baik maka produk pangan Indonesia tidak hanya bisa memenuhi kebutuhan dalam negeri namun juga bisa memenuhi kemampuan ekspor sehingga memberi nilai tambah pada perekonomian nasional.

"Saya optimis kita bisa melakukan ekspor komoditas pertanian dan perikanan apalagi sebentar lagi ada MEA. Hanya ada dua pilihan kita menyerbu atau diserbu," tegasnya.

Penghargaan APN ini telah dilaksanakan sejak tahun 2011 dan diberikan kepada individu, kelompok tani, masyarakat umum, dan pemerintah daerah yang dinilai berhasil meningkatkan kedaulatan pangan di daerahnya.

Sebelumnya, penghargaan tersebut diserahkan pemerintah berbentuk lomba intensifikasi pertanian sejak tahun 1979.

Pemberian penghargaan bertujuan untuk mengapresiasi dan memotivasi kelompok tani/nelayan meningkatkan produksi dan produktivitas pertanian, pendapatan petani dan nelayan dalam berusaha tani tanaman pangan, peternakan, perikanan, dan perkebunan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Antara
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jumlah Investor Kripto RI Capai 19 Juta, Pasar Kripto Nasional Dinilai Semakin Matang

Jumlah Investor Kripto RI Capai 19 Juta, Pasar Kripto Nasional Dinilai Semakin Matang

Whats New
Libur Lebaran, Injourney Proyeksi Jumlah Penumpang Pesawat Capai 7,9 Juta Orang

Libur Lebaran, Injourney Proyeksi Jumlah Penumpang Pesawat Capai 7,9 Juta Orang

Whats New
Program Peremajaan Sawit Rakyat Tidak Pernah Capai Target

Program Peremajaan Sawit Rakyat Tidak Pernah Capai Target

Whats New
Cara Cetak Kartu NPWP Hilang atau Rusak Antiribet

Cara Cetak Kartu NPWP Hilang atau Rusak Antiribet

Whats New
Produsen Cetakan Sarung Tangan Genjot Produksi Tahun Ini

Produsen Cetakan Sarung Tangan Genjot Produksi Tahun Ini

Rilis
IHSG Melemah Tinggalkan Level 7.300, Rupiah Naik Tipis

IHSG Melemah Tinggalkan Level 7.300, Rupiah Naik Tipis

Whats New
Sempat Ditutup Sementara, Bandara Minangkabau Sudah Kembali Beroperasi

Sempat Ditutup Sementara, Bandara Minangkabau Sudah Kembali Beroperasi

Whats New
Sudah Salurkan Rp 75 Triliun, BI: Orang Siap-siap Mudik, Sudah Bawa Uang Baru

Sudah Salurkan Rp 75 Triliun, BI: Orang Siap-siap Mudik, Sudah Bawa Uang Baru

Whats New
Harga Naik Selama Ramadhan 2024, Begini Cara Ritel Mendapat Keuntungan

Harga Naik Selama Ramadhan 2024, Begini Cara Ritel Mendapat Keuntungan

Whats New
Mentan Amran Serahkan Rp 54 Triliun untuk Pupuk Bersubsidi, Jadi Catatan Sejarah bagi Indonesia

Mentan Amran Serahkan Rp 54 Triliun untuk Pupuk Bersubsidi, Jadi Catatan Sejarah bagi Indonesia

Whats New
Kasus Korupsi PT Timah: Lahan Dikuasai BUMN, tapi Ditambang Swasta Secara Ilegal

Kasus Korupsi PT Timah: Lahan Dikuasai BUMN, tapi Ditambang Swasta Secara Ilegal

Whats New
4 Tips Mengelola THR agar Tak Numpang Lewat

4 Tips Mengelola THR agar Tak Numpang Lewat

Spend Smart
Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis, Stafsus Erick Thohir: Kasus yang Sudah Sangat Lama...

Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis, Stafsus Erick Thohir: Kasus yang Sudah Sangat Lama...

Whats New
Menkeu: Per 15 Maret, Kinerja Kepabeanan dan Cukai Capai Rp 56,5 Triliun

Menkeu: Per 15 Maret, Kinerja Kepabeanan dan Cukai Capai Rp 56,5 Triliun

Whats New
Siap-siap, IFSH Tebar Dividen Tunai Rp 63,378 Miliar

Siap-siap, IFSH Tebar Dividen Tunai Rp 63,378 Miliar

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com