Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

RJ Lino Diberhentikan, Pengusaha Logistik Harap Kegaduhan Reda

Kompas.com - 24/12/2015, 20:19 WIB
Yoga Sukmana

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Asosiasi Logistik Indonesia (ALI) menyatakan bahwa sepak terjang RJ Lino kerap membuat para pengusaha tegang. Lino dianggap memasukkan kepentingan politik ke ranah logistik nasional.

Kini, usai Lino diberhentikan sebagai Dirut Pelindo II, ALI pun berharap ada titik cerah yang mampu membuat stakeholder logistik nasional bekerja dengan nyaman.

"Dengan diberhentikannya RJ Lino kami harapkan bisa menghentikan kegaduhan di ranah logistik," ujar Ketua ALI, Zaldy Masita, kepada Kompas.com, Jakarta, Kamis (24/12/2015).

Menurut dia, awal kegaduhan yang menjalar ke sektor logistik diawali peristiwa pasca-penggeledahan Bareskrim di Kantor Pelindo II pada pada Agustus 2015.

Aksi Lino menelepon sejumlah menteri saat itu dianggap aksi politik.

Padahal Zaldy yakin kalau Lino mengikuti proses hukum dengan baik, kegaduhan tak akan besar seperti yang terjadi saat ini. Bagi pengusaha logistik, kegaduhan itu membuat kondisi di pelabuhan tak kondusif.

"Pembangunan logistik untuk menurunkan biaya logistik makin jauh dari harapan karena politikus sudah mulai ikut campur dengan berbagai macam kepentingan," kata dia.

Zaldy pun berharap kasus RJ Lino bisa menjadi pelajaran bagi para pelaku usaha untuk tidak menarik kekuatan politik ke dalam urusan logistik.

Tahun depan, tutur dia, stakeholder logistik harus membuka lembaran baru dan mulai kembali kerja keras. Karena, masalah logistik masih banyak yang perlu dibereskan.

"Kami harapkan Direksi Pelindo II yang baru lebih berorientasi pada pelayanan tidak mengejar keuntungan semata dan mementingkan kepentingan bangsa dan negara, dan melakukan ekspansi ke luar negeri," ucap Zaldy.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com