Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tahun 2016, Titik Balik Pemulihan Ekonomi

Kompas.com - 26/12/2015, 16:47 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com -Tahun 2016 diharapkan menjadi tahun titik balik pemulihan ekonomi nasional. Hal-hal yang bersifat mendasar telah disiapkan sepanjang tahun 2015.

Menurut Presiden Joko Widodo, Indonesia menyongsong tantangan dan peluang di 2016. Pengalaman berharga sepanjang 2015 menjadi modal berharga untuk menghadapi tantangan baru di tahun depan.

"Tahun ini pemerintah telah membangun fondasi yang kuat dalam politik anggaran. Pemerintah juga telah mengalihkan subsidi bahan bakar minyak untuk program yang bermanfaat bagi rakyat. Yang tidak kalah penting, pemerintah telah mengubah haluan pembangunan menjadi Indonesia sentris, bukan Jawa sentris, yaitu memulai pembangunan dari daerah terdepan dan tertinggal," kata Presiden Joko Widodo saat memimpin sidang kabinet paripurna, Rabu (23/12/2015), di Kantor Presiden di Jakarta.

Tahun 2015, kata Presiden, Indonesia menghadapi dampak pelambatan ekonomi dunia, harga komoditas yang turun, kebakaran hutan dan lahan gambut, serta nilai tukar rupiah yang merosot. (baca juga: Maaf, Ekonomi Belum Seindah Harapan...)

Namun, tantangan dapat dilewati dengan baik. Pemerintah mampu meraih pencapaian penting, antara lain percepatan pembangunan jalan tol dan pembangunan jalur kereta api bandara.

Secara terpisah, ekonom senior Kenta Institute, Eric Alexander Sugandi, menyebutkan, tahun 2015 menjadi tahun konsolidasi bagi pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla. Sejumlah terobosan sudah dilakukan kendati tidak berlangsung optimal akibat pelambatan pertumbuhan ekonomi.

"Setahun ini arahnya sudah benar, yakni deregulasi. Reformasi fiskal dan anggaran juga dilakukan, antara lain mengubah alokasi subsidi bahan bakar minyak. Hal ini berdampak besar terhadap anggaran," kata Eric di Jakarta, Jumat.

Presiden menyebutkan, dirinya telah memerintahkan agar anggaran yang didelegasikan ke kementerian dan lembaga negara segera direalisasikan pada awal 2016 untuk menjaga momentum pertumbuhan ekonomi.

"Sekali lagi saya minta para menteri, terutama yang mendapatkan alokasi dana besar dari APBN, harus mempercepat penyerapan anggaran di awal 2016 untuk menjaga momentum pertumbuhan ekonomi. Dengan demikian, pertumbuhan ekonomi 2016 berada pada kondisi yang sesuai dengan yang kita rencanakan, sekitar 5,3 persen," kata Presiden.

Fokus

Ke depan, pemerintah tetap fokus pada indikator penting berupa pertumbuhan ekonomi, pengendalian inflasi, penanggulangan kemiskinan, penyerapan tenaga kerja, serta mengatasi pengangguran dan menekan kesenjangan ekonomi.

Seusai sidang kabinet paripurna terakhir di 2015 itu, Sekretaris Kabinet Pramono Anung menyampaikan, Presiden tetap akan melanjutkan paket deregulasi. Hingga kini, sudah ada delapan paket kebijakan ekonomi pemerintah. Kementerian Bidang Perekonomian diminta menyiapkan paket deregulasi sepanjang 2016.

"Prinsipnya, pemerintah menyiapkan paket deregulasi yang baik sehingga membuat pemodal nyaman berinvestasi dalam jangka panjang," kata Pramono.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution menyebutkan, salah satu fokus perhatian pemerintah adalah menyederhanakan 42.000 aturan yang menghambat iklim investasi. Regulasi itu tidak hanya terkait pemerintah pusat, tetapi juga penyederhanaan aturan di tingkat daerah.

Menurut Eric, pemerintah bisa menggenjot pembangunan infrastruktur pada 2016. Hal ini didukung dengan strategi jangka panjang yang konsisten, berupa transformasi struktural.

Namun, Eric juga mengingatkan agar pelaksanaan APBN 2016 harus lebih realistis. APBN Perubahan yang akan dibahas pada awal tahun depan harus mencerminkan kondisi riil, misalnya terkait penerimaan negara.

"Fundamental ekonomi Indonesia tidak terlalu jelek. Pertumbuhan ekonomi 5,2 persen bisa dicapai pada 2016," katanya.

Dalam asumsi makro APBN 2016, pertumbuhan ekonomi ditargetkan 5,3 persen dengan inflasi 4,7 persen. Adapun nilai tukar rupiah Rp 13.900 per dollar AS. (NDY/IDR)

Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 26 Desember 2015, di halaman 1 dengan judul "Tahun 2016, Titik Balik Pemulihan Ekonomi".


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cara Bayar Tagihan FIF di ATM BCA, BRI, BNI, Mandiri, dan BTN

Cara Bayar Tagihan FIF di ATM BCA, BRI, BNI, Mandiri, dan BTN

Spend Smart
Bank Mandiri Tegaskan Tetap Jadi Pemegang Saham Terbesar BSI

Bank Mandiri Tegaskan Tetap Jadi Pemegang Saham Terbesar BSI

Whats New
Cek Jadwal Pembagian Dividen Astra Otoparts

Cek Jadwal Pembagian Dividen Astra Otoparts

Whats New
Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

Whats New
Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi 'Feeder' bagi Malaysia dan Singapura

Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi "Feeder" bagi Malaysia dan Singapura

Whats New
Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

Whats New
Jokowi Tambah Alokasi Pupuk Subsidi Jadi 9,55 Juta Ton di 2024

Jokowi Tambah Alokasi Pupuk Subsidi Jadi 9,55 Juta Ton di 2024

Whats New
Dampak Erupsi Gunung Ruang, 5 Bandara Masih Ditutup Sementara

Dampak Erupsi Gunung Ruang, 5 Bandara Masih Ditutup Sementara

Whats New
Kadin Gandeng Inggris, Dukung Bisnis Hutan Regeneratif

Kadin Gandeng Inggris, Dukung Bisnis Hutan Regeneratif

Whats New
Harita Nickel Catat Kenaikan Pendapatan 26 Persen pada  Kuartal I 2024

Harita Nickel Catat Kenaikan Pendapatan 26 Persen pada Kuartal I 2024

Whats New
Bappenas Buka Lowongan Kerja hingga 5 Mei 2024, Simak Persyaratannya

Bappenas Buka Lowongan Kerja hingga 5 Mei 2024, Simak Persyaratannya

Work Smart
Wujudkan Visi Indonesia Emas 2045, Kemenko Perekonomian Berupaya Percepat Keanggotaan RI dalam OECD

Wujudkan Visi Indonesia Emas 2045, Kemenko Perekonomian Berupaya Percepat Keanggotaan RI dalam OECD

Whats New
Indonesia dan Arab Saudi Sepakat Menambah Rute Penerbangan Baru

Indonesia dan Arab Saudi Sepakat Menambah Rute Penerbangan Baru

Whats New
BJBR Bukukan Laba Rp 453 Miliar pada Kuartal I 2024

BJBR Bukukan Laba Rp 453 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Microsoft Investasi Rp 27,6 Triliun di RI, Luhut: Tidak Akan Menyesal

Microsoft Investasi Rp 27,6 Triliun di RI, Luhut: Tidak Akan Menyesal

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com