Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harga Minyak Jatuh, Defisit Anggaran Arab Saudi Membengkak

Kompas.com - 29/12/2015, 01:13 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

KOMPAS.com - Defisit anggaran Arab Saudi membengkak hingga 98 miliar dollar AS atau setara sekitar Rp 1.367 triliun pada tahun 2015 ini.

Penyebabnya adalah eksportir minyak terbesar dunia tersebut menghitung biaya akibat jatuhnya harga minyak mentah.

Dalam anggaran pertama di bawah pemerintahan Raja Salman, pemerintah Arab Saudi menyatakan pendapatan negara itu mencapai 608 miliar riyal atau 162 miliar dollar AS yang setara sekitar Rp 2.260 triliun.

Capaian ini turun 15 persen dibandingkan target resmi. Adapun belanja negara tahun 2015 mencapai 975 miliar riyal, meningkat 13 persen dari prediksi.

Harga minyak sendiri telah terpuruk dari rekor tertinggi 5 tahun, yakni 125 dollar AS per barel pada bulan Maret 2012 menjadi hanya 37,12 dollar AS per barel saat ini.

Pemerintah Arab Saudi menyatakan, pendapatan dari minyak yang menyumbang 77 persen dari total pendapatan negara tahun 2015, turun 23 persen dibandingkan dengan tahun lalu.

Arab Saudi adalah anggota terbesar Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan telah menolak untuk memangkas produksi. Akibatnya, perusahaan-perusahaan minyak di negara lain terpaksa harus menghentikan proyek dan merumahkan karyawan.

Sementara itu, anggaran pertahanan dan militer Arab Saudi mencapai 20 miliar riyal pada tahun 2015.

Hal ini menyusul intervensi negara tersebut di Yaman dan aksi militer melawan kelompok militan Negara Islam Irak Suriah (ISIS). Sebagian besar peningkatan anggaran ini dialokasikan untuk gaji pegawai militer dan sipil Arab Saudi. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

Whats New
Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com