Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Musim Panen Mundur, Pemerintah Datangkan Lagi Beras Impor 360.000 Ton

Kompas.com - 31/12/2015, 19:37 WIB
Estu Suryowati

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com – Dampak musim kering ekstrem El Nino diperkirakan akan terjadi hingga kuartal pertama tahun 2016.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution bahkan mengatakan, akibatnya musim tanam terakhir yang jatuh pada Oktober mundur hingga November-Desember 2015.

Akibat musim tanam yang mundur, maka musim panen yang seharusnya terjadi pada Februari-Maret, akan bergeser menjadi Maret-April.

Darmin mengatakan, bulan Februari-Maret menjadi bulan dengan resiko kekurangan pasokan beras.

"Itu sebabnya, kalau di akhir Maret stok kita akan berada di angka 1,36 juta ton, itu sudah termasuk (beras impor) itu," ujar Darmin kepada wartawan, di kantor Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Jakarta, Kamis (30/12/2015).

"Kalau enggak termasuk (beras impor) itu, paceklik ini akan masalah," kata dia.

Setelah menjalin kesepakatan dengan Thailand dan Vietnam, beberapa waktu lalu pemerintah sudah merealisasikan impor beras sebanyak 300.000 ton.

Darmin mengatakan, beras tersebut belum disalurkan dan memang diperuntukkan antisipasi dampak El Nino.

Dengan tambahan beras impor tersebut, maka stok hingga akhir tahun di Perum Bulog menjadi satu juta ton. Artinya, kata Darmin, stok awal tahun 2016 sebesar satu juta ton.

Untuk mengantisipasi kekurangan pasokan akibat mundurnya masa tanam, pemerintah kembali akan merealisasikan impor beras sebesar 360.000 ton.

Impor beras sebanyak 360.000 ton masih berasal dari perjanjian dengan Thailand dan Vietnam.

"Bukan dari Pakistan. Karena dari Pakistan belum ada kontrak sama sekali. Dengan Pakistan itu hanya penjajakan kalau dampak El Ninonya lebih dalam," ucap Darmin.

Dia menambahkan, diperkirakan bulan Maret menjadi akhir musim paceklik akibat El Nino. Selanjutnya, kata dia, pada bulan April produksi beras sudah bisa kembali normal.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com