JAKARTA, KOMPAS.com - Pengamat energi Faturahman mengatakan, Indonesia saat ini sedang menghadapi tantangan energi.
Adanya Blok Masela di Laut Arafuru seharusnya dapat menjadi solusi untuk menyelesaikan tantangan tersebut.
Menurut dia, pengelolaan Blok Masela seharusnya dapat dilakukan di darat atau onshore.
Hal itu perlu dilakukan agar pembangunan blok tersebut dapat berintegrasi dengan pembangunan sektor lain.
"Kalau di darat, pemanfaatannya lebih luas. Tidak hanya LNG, tetapi juga bisa pupuk, petrochemical. Bahkan petrochemical itu turunannya juga plastik," kata Faturahman saat diskusi bertajuk "Gaduh Blok Masela" di Jakarta, Sabtu (2/1/2016).
Ia mengatakan, nilai impor produk plastik Indonesia dari luar negeri mencapai Rp 100 triliun. Padahal, industri tersebut dapat dikembangkan di dalam negeri.
Faturahman menambahkan, keberadaan blok Masela ke depan dapat menjadi poros distribusi energi untuk wilayah timur Indonesia.
Dengan adanya pembangunan yang terintegrasi, bahkan dapat mewujudkan cita-cita Presiden Joko Widodo yang menginginkan agar Indonesia menjadi negara poros maritim dunia.
"Dengan adanya poros energi, maka akan menguatkan industri maritim kita. Bagaimana mengelola industri perikanan, rumput laut," kata Faturahman.
"Selama ini kan rumput laut masih belum terkelola dengan baik," ujarnya.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo akan meminta penjelasan kontraktor kontrak kerja sama Blok Masela, Inpex Masela Ltd, terkait rencana pengelolaan Blok Masela di Laut Arafuru, Maluku.
Keputusan pengelolaan akan diambil setelah Jokowi mendengar penjelasan dari kontraktor.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.