Selain itu, Jokowi mengatakan, banyak pula pihak yang ragu dengan berbagai pencapaian yang diraih perekonomian Indonesia. Oleh sebab itu, ia pun "memamerkan" pendapatan dan pencapaian ekonomi RI selama tahun 2015 agar investor merasa optimistis menghadapi tahun 2016.
"Banyak orang yang ragu mengenai realisasi APBN, itu setiap hari. Bapak dan ibu bisa tanya ke Menko Perekonomian dan Menteri Keuangan. Setiap pagi dan tengah malam saya cek, saya kontrol penerimaan seperti apa," kata Jokowi di Bursa Efek Indonesia, Senin (4/1/2016).
Penerimaan negara, kata Jokowi, diragukan oleh banyak pihak. Ia memaparkan, tak sedikit pihak yang sangsi penerimaan negara hanya 79 persen atau di bawah 80 persen.
Selain itu, Jokowi juga menyatakan banyak yang ragu dengan penerimaan tahun 2015. Ia menyebutkan, penerimaan pajak mencapai 83 persen dari target. Sementara itu, penerimaan non-pajak 93,8 persen atau Rp 252,4 triliun.
Adapun serapan belanja negara mencapai 91,2 persen pada tahun 2015 atau sekitar Rp 1.810 triliun. Angka ini meleset dari yang diperkirakannya, yakni 92 hingga 93 persen. Sementara itu, sisa lebih penggunaan anggaran (silpa) mencapai Rp 10,8 triliun.
"Pertumbuhan ekonomi antara 4,7 dan 4,8 persen, turun dari 2014, yaitu 5 persen. Coba dilihat negara-negara lain yang turun sampai 1,5 persen, 1 persen, 3 persen. Kita hanya 0,2 atau 0,3 persen," jelas Jokowi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.