Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Inflasi Desember 0,96 Persen, Ini Pendorongnya

Kompas.com - 04/01/2016, 13:04 WIB
Estu Suryowati

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan inflasi pada Desember 2015 tercatat sebesar 0,96 persen. Menurut Kepala BPS, Suryamin, ada sejumlah komoditas yang mendorong inflasi Desember 2015.

Pertama, cabai merah yang mengalami kenaikan harga 42,57 persen dibandingkan November 2015 (mtm). Kenaikan harga cabai merah memberikan andil terhadap inflasi sebesar 0,17 persen.

"Ini akibat pasokan berkurang. Sehingga terjadi inflasi di 79 kota IHK. Tertinggi terjadi di Tegal dengan kenaikan harga 136 persen dan di Semarang sebesar 111 persen," kata Suryamin dalam paparan, Jakarta, Senin (4/1/2016).

Kedua, bawang merah yang mengalami kenaikan harga 36,25 persen dan memberikan andil terhadap inflasi sebesar 0,14 persen.

Suryamin mengatakan, kenaikan harga bawang merah disebabkan berkurangnya pasokan. Sehingga menyebabkan kenaikan harga di semua kota IHK, tertinggi terjadi di Bima sebesar 78 persen dan Tanjung sebesar 72 persen.

Selanjutnya, yaitu tarif angkutan udara yang pada Desember mengalami kenaikan harga 10,28 persen. "Ini disebabkan meningkatnya permintaan karena libur Natal dan tahun baru. Terjadi kenaikan di 43 kota IHK, tertinggi di Padang sebesar 49 persen dan Bandung 46 persen," kata Suryamin.

Daging ayam ras yang mengalami kenaikan harga 6,21 persen memberikan andil terhadap inflasi sebesar 0,07 persen. Terjadi kenaikan harga di 75 kota IHK, tertinggi di Kupang (42 persen) dan Sampit (31 persen). Demikian juga dengan telur ayam ras yang harganya naik 9,17 persen.

Dia menuturkan, kenaikan harga telur ayam ras memberikan andil terhadap inflasi sebesar 0,07 persen. "Terjadi kenaikan harga di 81 kota IHK, tertinggi di Gorontalo (21 persen), dan Yogyakarta (18 persen)," ucap Suryamin.

Selanjutnya, kenaikan tarif listrik sebesar 1,8 persen memberikan andil ke inflasi sebesar 0,06 persen. Adapun kenaikan harga ikan segar sebesar 1,16 persen juga memberikan andil ke inflasi sebesar 0,04 persen.

"Cabai rawit yang naik harga 23,51 persen memberikan andil ke inflasi sebesar 0,04 persen. Terjadi kenaikan di 71 kota IHK, tertinggi di Jayapura sebesar 136 persen dan Sumenep 90 persen," katanya.

Lebih lanjut dia bilang, inflasi bulan Desember juga dipengaruhi kenaikan harga beras (0,59 persen), rokok filter (1,13 persen), rokok kretek (0,99 persen), sewa rumah (0,23 persen), dan tarif kereta api (2,58 persen).

Adapun komoditas yang menghambat inflasi adalah emas dan perhiasan yang turun harga 0,92 persen dan bensin yang turun harga 0,23 persen.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Emas Antam Sabtu 20 April 2024, Naik Rp 2.000 Per Gram

Harga Emas Antam Sabtu 20 April 2024, Naik Rp 2.000 Per Gram

Spend Smart
Ini 6 Kementerian yang Sudah Umumkan Lowongan CPNS 2024

Ini 6 Kementerian yang Sudah Umumkan Lowongan CPNS 2024

Whats New
Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 20 April 2024

Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 20 April 2024

Spend Smart
Harga Bahan Pokok Sabtu 20 April 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

Harga Bahan Pokok Sabtu 20 April 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

Whats New
Aliran Modal Asing Keluar Rp 21,46 Triliun dari RI Pekan Ini

Aliran Modal Asing Keluar Rp 21,46 Triliun dari RI Pekan Ini

Whats New
Kementerian PUPR Buka 26.319 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Kementerian PUPR Buka 26.319 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Whats New
[POPULER MONEY] Kartu Prakerja Gelombang 66 Dibuka | Luhut dan Menlu China Bahas Kelanjutan Kereta Cepat Sambil Makan Durian

[POPULER MONEY] Kartu Prakerja Gelombang 66 Dibuka | Luhut dan Menlu China Bahas Kelanjutan Kereta Cepat Sambil Makan Durian

Whats New
Ada Konflik di Timur Tengah, RI Cari Alternatif Impor Migas dari Afrika dan Amerika

Ada Konflik di Timur Tengah, RI Cari Alternatif Impor Migas dari Afrika dan Amerika

Whats New
Langkah PAI Jawab Kebutuhan Profesi Aktuaris di Industri Keuangan RI

Langkah PAI Jawab Kebutuhan Profesi Aktuaris di Industri Keuangan RI

Whats New
Akar Masalah BUMN Indofarma Belum Bayar Gaji Karyawan

Akar Masalah BUMN Indofarma Belum Bayar Gaji Karyawan

Whats New
Nestapa BUMN Indofarma, Sudah Disuntik APBN, Masih Rugi

Nestapa BUMN Indofarma, Sudah Disuntik APBN, Masih Rugi

Whats New
Tol Japek II Selatan Diyakini Jadi Solusi Kemacetan di KM 66

Tol Japek II Selatan Diyakini Jadi Solusi Kemacetan di KM 66

Whats New
Punya Gaji Tinggi, Simak Tugas Aktuaris di Industri Keuangan

Punya Gaji Tinggi, Simak Tugas Aktuaris di Industri Keuangan

Whats New
Nasib BUMN Indofarma: Rugi Terus hingga Belum Bayar Gaji Karyawan

Nasib BUMN Indofarma: Rugi Terus hingga Belum Bayar Gaji Karyawan

Whats New
Pembatasan Pembelian Pertalite dan Elpiji 3 Kg Berpotensi Berlaku Juni 2024

Pembatasan Pembelian Pertalite dan Elpiji 3 Kg Berpotensi Berlaku Juni 2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com