Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dua Hal Ini Menjadi Kekhawatiran Investor terhadap Indonesia

Kompas.com - 05/01/2016, 11:39 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Perdagangan di Bursa Efek Indonesia (BEI) untuk tahun 2016 telah secara resmi dibuka oleh Presiden Joko Widodo kemarin, Senin (4/1/2016). Dalam sambutannya, Jokowi memaparkan beragam pencapaian perekonomian Indonesia dan pentingnya optimisme untuk menghadapi tahun 2016.

Menurut Direktur Utama BEI Tito Sulistio, semua tanda dasar perekonomian sudah menunjukkan kondisi membaik yang mampu menciptakan sinyal baik bagi investor. Akan tetapi, masih ada dua hal yang menjadi kekhawatiran investor terhadap Indonesia pada tahun 2016.

"Pertanyaannya tinggal satu, stabilitas nilai tukar mata uang yang membuat investor bingung. Ada di harga berapa sebenarnya rupiahnya," kata Tito di kantornya, Senin.

Memulai perdagangan awal tahun 2016, rupiah sudah mengalami pelemahan. Tekanan terhadap rupiah disinyalir berlanjut karena efek memburuknya ekonomi China dan ekspektasi penurunan suku bunga Bank Indonesia alias BI Rate.

Pada perdagangan di pasar spot hari Senin, rupiah melemah 0,82 persen ke Rp 13.943 per dollar AS. Kurs tengah BI mencatat, rupiah terdepresiasi 0,74 persen, menjadi Rp 13.898 per dollar AS.

Kekhawatiran kedua bagi investor adalah pencapaian inflasi serta penyesuaian suku bunga acuan Bank Indonesia.

Tito mengungkapkan, dua hal tersebut sebenarnya amat ditunggu perkembangannya oleh investor. Akan tetapi, ia bersyukur inflasi tahun 2015 relatif terkendali.

"Pertanyaan kedua adalah inflasi dan BI Rate. Inflasi 3,3 persen itu kalau bisa jangan sampai 4 persen. Dua hal itu ditunggu," kata Tito.

Kemarin, Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan indeks harga konsumen (IHK) bulan Desember 2015 mengalami inflasi 0,96 persen. Dengan demikian, inflasi Januari-Desember 2015 sebesar 3,35 persen.

Menurut BPS, inflasi tahunan 2015 merupakan yang terendah lima tahun terakhir sejak 2010.

Pada 2010, inflasi tahun kalendernya tercatat sebesar 6,96 persen, sedangkan pada tahun 2011 tercatat sebesar 3,79 persen, 2012 sebesar 4,3 persen, dan pada tahun 2013 inflasi tahun kalendernya sebesar 8,38 persen.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com