Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

DBS Targetkan Bisnis Bancassurance Tumbuh 40 Persen Tahun Ini

Kompas.com - 06/01/2016, 14:46 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com - Bank DBS Indonesia menerapkan strategi baru dalam berbisnis di Indonesia.

Entitas usaha DBS yang berbasis di Singapura itu berencana mendongkrak bisnis pengelolaan nasabah kaya dengan menggenjot salah satu lini usahanya, yakni bancassurance.

Tahun lalu, bancassurance yang merupakan bagian dari lini usaha wealth management DBS mampu tumbuh 25 persen.

Wawan Salum, Director of Consumer Banking Group DBS bilang, tahun ini, produk asuransi yang dilego lewat bank tersebut diharapkan meningkat 40 persen.

Pertumbuhan 40 persen ini bukannya tanpa alasan, mengingat kerja sama DBS yang semakit erat dengan salah satu mitranya dalam menjual bancassurance, yaitu Manulife.

Selain itu, penetrasi pasar asuransi terhadap nasabah wealth management DBS masih mini, yakni sekitar 20 persen.

Nantinya, DBS dan Manulife akan menawarkan berbagai produk bancassurance. Untuk tahap awal ini, DBS menawarkan miwealth protection khusus nasabah wealth management mereka.

Ke depan, DBS juga akan meracik bancassurance untuk nasabah usaha kecil dan menengah (UKM).

"Kami menargetkan 20 persen dari total nasabah wealth management DBS memiliki bancassurance anyar kami dari Manulife, miwealth protection. Secara kesuluruhan diharapkan bancassurance kontribusinya dapat mencapai 30 persen dari sebelumnya 25 persen terhadap wealth management kami," ujarnya, Rabu (6/1/2016).

Mengawali tahun ini, DBS merayakan tonggak baru kemitraan mereka dengan Manulife. Setelah bekerja sama selama 9 tahun, DBS kembali melakukan kemitraan untuk 15 tahun ke depan.

Kemitraan dalam bidang penjualan produk asuransi melalui bank ini bahkan merogoh kocek Rp 1 triliun sebagai investasi.

"Nilai investasi 100 juta dollar Singapura tersebut akan digunakan untuk merambah kemampuan digital, perlengkapan customer-facing engagement oleh relationship manager kami, seperti tablet untuk mempermudah pengisian formulir, serta mengolah big data untuk memahami perilaku, dan kebutuhan konsumen," tutur Wawan. (Christine Novita Nababan)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Work Smart
Viral Mainan 'Influencer' Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Viral Mainan "Influencer" Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Whats New
Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Spend Smart
Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Work Smart
Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Whats New
SILO Layani Lebih dari 1 Juta Pasien pada Kuartal I 2024

SILO Layani Lebih dari 1 Juta Pasien pada Kuartal I 2024

Whats New
Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Whats New
Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Whats New
[POPULER MONEY] Sri Mulyani 'Ramal' Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

[POPULER MONEY] Sri Mulyani "Ramal" Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

Whats New
Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Spend Smart
Perlunya Mitigasi Saat Rupiah 'Undervalued'

Perlunya Mitigasi Saat Rupiah "Undervalued"

Whats New
Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Whats New
Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Whats New
Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com