Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bahas Blok Gas Masela, Wakil Ketua DPRD Maluku "Semprot" Menteri ESDM

Kompas.com - 09/01/2016, 20:51 WIB
Kontributor Ambon, Rahmat Rahman Patty

Penulis

AMBON, KOMPAS.com - Wakil Ketua DPRD Maluku, Richard Rahakbauw, menuangkan segala kekesalannya kepada Menteri Energi Sumber Daya Mineral Sudirman Said dan sejumlah Dirjen ESDM saat membahas pengelolaan gas blok Masela, Sabtu (9/1/2016).

Richard marah besar dan berulang kali mengeluarkan nada tinggi, setelah moderator yang juga Gubernur Maluku Said Assegaf mempersilakannya berbicara dalam rapat terbatas di Kantor Gubernur Maluku.

Dia mempermasalahkan saham partisipasi sebesar 10 persen yang belum diberikan kepada Maluku.

"Kami ini dari hasil survei berada di posisi ketiga termiskin di Indonesia. Jadi pengelolaan blok gas Masela ini harusnya untuk kemakmuran masyarakat Maluku," ucap Richard dengan nada tinggi, Sabtu.

"Tapi pemerintah pusat ini selalu bertele-tele dan tidak juga memberikan PI 10 persen kepada Maluku yang meruapakan hak kita," ujarnya.

Dia mengungkapkan perjuangan Pemerintah Provinsi Maluku, DPRD Maluku serta seluruh elemen masyarakat Maluku untuk mendapatkan hak keikutsertaan dalam pengelolaan blok Masela sudah dilakukan sejak 2009.

Berbagai persyaratan pun telah dipenuhi Maluku, seperti pembentukan badan usaha serta syarat lainnya.

"Kami tahu proyek ini terlalu besar dan tidak bisa dibiayai oleh APBD, makanya kami kerja sama dengan investor. Tapi setelah semua persyaratan kami penuhi, hak kami belum juga diterima," ucap Richard dengan suara lantang.

Dia mengungkapkan, sejak 2009, Kementerian ESDM telah berjanji pengelolaan blok Masela sudah akan dioperasikan pada 2016. Namun, ini belum juga direalisasikan.

Richard pun semakin marah lantaran dalam forum itu Menteri Sudirman Said menjelaskan bahwa pengelolaan blok gas Masela masih membutuhkan waktu yang lama hingga 5 tahun ke depan. |

"Janji Menteri ESDM saat itu tahun 2016 blok Masela sudah bisa beroperasi. Tapi kami tidak tahu apa penyebabnya hingga saat ini pemerintah pusat tidak mengeluarkan izin, padahal semua persyaratan sudah terpenuhi, hanya tinggal dari menteri saja," kata Richard.

"Kami ini sudah tujuh tahun berjuang untuk mendapatkan PI 10 persen. Kami berjuang bolak balik sampai sudah capek dan saat ini kami dengar masih butuh lima tahun lagi," kata dia.

Adapun Menteri ESDM Sudirman Said mengemukakan, pengoperasian blok gas Masela sebaiknya tidak dilakukan secara terburu-buru. 

Menurut Sudirman, sebaiknya dilakukan pengkajian secara mendalam oleh para ahli independen, terutama terkait pengelolaannya.

"Ini agar masyarakat dapat diuntungkan, jadi jangan sampai terburu-buru," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kemenhub Mulai Hitung Kebutuhan Formasi ASN di IKN

Kemenhub Mulai Hitung Kebutuhan Formasi ASN di IKN

Whats New
BEI: Eskalasi Konflik Israel-Iran Direspons Negatif oleh Bursa

BEI: Eskalasi Konflik Israel-Iran Direspons Negatif oleh Bursa

Whats New
IHSG Turun 1,11 Persen, Rupiah Melemah ke Level Rp 16.260

IHSG Turun 1,11 Persen, Rupiah Melemah ke Level Rp 16.260

Whats New
IPB Kembangkan Padi 9G, Mentan Amran: Kami Akan Kembangkan

IPB Kembangkan Padi 9G, Mentan Amran: Kami Akan Kembangkan

Whats New
Konsorsium Hutama Karya Garap Proyek Trans Papua Senilai Rp 3,3 Triliun

Konsorsium Hutama Karya Garap Proyek Trans Papua Senilai Rp 3,3 Triliun

Whats New
Kementerian PUPR Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1, Ini Syaratnya

Kementerian PUPR Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1, Ini Syaratnya

Work Smart
Juwara, Komunitas Pemberdayaan Mitra Bukalapak yang Antarkan Warung Tradisional Raih Masa Depan Cerah

Juwara, Komunitas Pemberdayaan Mitra Bukalapak yang Antarkan Warung Tradisional Raih Masa Depan Cerah

BrandzView
Rupiah Melemah Tembus Rp 16.200 Per Dollar AS, Apa Dampaknya buat Kita?

Rupiah Melemah Tembus Rp 16.200 Per Dollar AS, Apa Dampaknya buat Kita?

Whats New
Dollar AS Tembus Rp 16.200, Kemenkeu Antisipasi Bengkaknya Bunga Utang

Dollar AS Tembus Rp 16.200, Kemenkeu Antisipasi Bengkaknya Bunga Utang

Whats New
Bawaslu Buka 18.557 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Prioritas Kebutuhannya

Bawaslu Buka 18.557 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Prioritas Kebutuhannya

Whats New
Ingin Produksi Padi Meningkat, Kementan Kerahkan 3.700 Unit Pompa Air di Jatim

Ingin Produksi Padi Meningkat, Kementan Kerahkan 3.700 Unit Pompa Air di Jatim

Whats New
Kemenhub Buka 18.017 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Kemenhub Buka 18.017 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Whats New
Melalui Pompanisasi, Mentan Amran Targetkan Petani di Lamongan Tanam Padi 3 Kali Setahun

Melalui Pompanisasi, Mentan Amran Targetkan Petani di Lamongan Tanam Padi 3 Kali Setahun

Whats New
Konflik Iran-Israel Bisa Picu Lonjakan Inflasi di Indonesia

Konflik Iran-Israel Bisa Picu Lonjakan Inflasi di Indonesia

Whats New
Kartu Prakerja Gelombang 66 Resmi Dibuka, Berikut Persyaratannya

Kartu Prakerja Gelombang 66 Resmi Dibuka, Berikut Persyaratannya

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com