Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harga Minyak Anjlok, ICP Diusulkan Direvisi

Kompas.com - 18/01/2016, 12:42 WIB
Estu Suryowati

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com – Makin rendahnya harga minyak dunia akibat membanjirnya pasokan dari negara produsen utama, Amerika Serikat, Rusia, dan negara-negara OPEC, membuat perencanaan pemerintah dalam APBN 2016 berpotensi direvisi.

Sejumlah pejabat, seperti Menteri Keuangan Bambang PS Brodjonegoro dan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution telah memberikan sinyal, pemerintah bakal merevisi asumsi makro APBN 2016.

Namun, belum satu pun di antara pejabat yang memberikan kisaran nilai revisi asumsi makro APBN khususnya untuk harga minyak mentah Indonesia (ICP).

“Ya tentu saja kalau antara asumsi dan dihubungkan dengan realisasi sekarang, bisa saja (ICP) berubah. Sekarang tinggal apakah sudah cukup dasar untuk melakukan perubahan APBN,” kata Darmin ditemui di kantornya, Senin (18/1/2016).

Direktur Reforminers Institute Priagung Rakhmanto menilai,  asumsi ICP pada APBN 2016 yang dipatok sebesar 50 dollar AS per barrel, terlalu tinggi. Dia bilang, pada waktu itu dia memperkirakan idealnya asumsi ICP di APBN 2016 di level 40 dollar AS per barrel.

Pasokan minyak di pasar yang berlebih sudah terjadi sejak 2015. Organisasi Negara-negara Pengkespor Minyak (OPEC) cenderung mempertahankan produksi. Kemungkinan besar, lanjut Priagung, mereka belum akan melakukan pengurangan produksi di tahun ini.

Alasannya, mereka lebih memilih kehilangan penerimaan dari harga jual, ketimbang kehilangan dari penurunan volume dan hilangnya pangsa pasar.

Banjir pasokan minyak mentah di pasar global juga makin deras setelah pencabutan sanksi ekonomi untuk Iran.

“Sebenarnya saya sudah mengira sejak awal kalau 50 dollar AS per barrel, itu terlalu tinggi. Jadi memang realistisnya mau-tidak-mau harus diubah lagi lebih rendah. Mungkin untuk awal tahun seperti ini paling tidak ya di 40 dollar AS per barel,” kata Priagung dihubungi Kompas.com, Senin.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com