Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mendag Targetkan Ekspor 2016 Tumbuh 9 Persen

Kompas.com - 18/01/2016, 15:17 WIB
Ramanda Jahansyahtono

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Perdagangan Thomas Lembong menargetkan  pertumbuhan ekspor tahun 2016 sebesar 9 persen. Target tersebut lebih kecil dibandingkan dengan rata-rata pertumbuhan yang ditargetkan selama 4 tahun ke depan sebesar 11,5 persen.

"Target kita untuk 2016 sebesar 9 persen. Sedangkan 4 tahun ke depan rata-rata sebesar 11,5 persen," ujar Thomas di Kementerian Perdagangan, Jakarta Senin (18/1/2016).

Namun, walaupun secara resmi kementerian perdagangan menargetkan ada pertumbuhan di tahun depan, secara pribadi Thomas mengaku akan merasa senang jika pertumbuhan ekspor di tahun ini stabil.

"Kalau bisa stabil saja saya sudah happy. Kalau tahun ini tidak ada penurunan saja itu sudah turn around," ujar dia.

Menurut data kementrian perdagangan, ekspor pada tahun 2015 menurun 14,62 persen jika dibandingkan dengan tahun 2014.  Dari 175, 98 miliar dollar AS di 20014 menjadi 150,25 miliar dollar AS di 2015.

Rinciannya,  sektor non migas turun sebesar 9,7 persen sedangkan untuk sektor migas turun 38,20 persen.

Pada periode yang sama, impor turun 19,89 persen menjadi 142,73 miliar dollar AS dari 178,17 miliar dollar AS.

Untuk mencapai target tersebut Thomas mengatakan ada beberpa langkah yang akan dilakukan.

Pertama, menurut dia, program deregulasi dan debirokratisasi harus terus dilaksanakan. Pasalnya, peraturan dan persyaratan rumit selama ini kerap menjadi hambatan bagi para Usaha Kecil dan Menengah (UKM) untuk ekspor ke luar negeri.

"UKM itu yang paling menderita jika dengan sistem birokrasi dan peraturan yang rumit. Kita akan bebaskan di 2016," ujar Thomas.

Kedua, di tahun 2016 ini, Indonesia juga akan membuka lebih banyak kerjasama dengan negara lain khususnya dengan negara Uni Eropa.

Salah satu yang akan digenjot tahun ini adalah perjanjian perdagangan bebas seperti Comprehensive Economic Partnership Agreement (CEPA), European Free Trade Association (EFTA) atau perjanjian perdagangan serupa.

Dia mengatakan, perjanjian seperti itu sangat baik baik untuk mengadopsi teknologi atau untuk membuka peluang pasar baru.

"Kita bisa lebih menjangkau pasar dengan segera melanjutkan negosiasi dengan (salah-satunya) Uni-Eopa untuk CEPA atau EFTA yang sudah dilakukan di pemerintahan SBY," ucap dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Apa Dampak Konflik Iran-Israel ke Industri Penerbangan Indonesia?

Apa Dampak Konflik Iran-Israel ke Industri Penerbangan Indonesia?

Whats New
HUT Ke-35 BRI Insurance, Berharap Jadi Manfaat bagi Masyarakat

HUT Ke-35 BRI Insurance, Berharap Jadi Manfaat bagi Masyarakat

Rilis
Menperin Siapkan Insentif untuk Amankan Industri dari Dampak Konflik Timur Tengah

Menperin Siapkan Insentif untuk Amankan Industri dari Dampak Konflik Timur Tengah

Whats New
Respons Bapanas soal Program Bantuan Pangan Disebut di Sidang Sengketa Pilpres

Respons Bapanas soal Program Bantuan Pangan Disebut di Sidang Sengketa Pilpres

Whats New
Freeport Indonesia Catat Laba Bersih Rp 48,79 Triliun pada 2023, Setor Rp 3,35 Triliun ke Pemda Papua Tengah

Freeport Indonesia Catat Laba Bersih Rp 48,79 Triliun pada 2023, Setor Rp 3,35 Triliun ke Pemda Papua Tengah

Whats New
KPLP Kemenhub Atasi Insiden Kebakaran Kapal di Perairan Tanjung Berakit

KPLP Kemenhub Atasi Insiden Kebakaran Kapal di Perairan Tanjung Berakit

Whats New
Wamenkeu Sebut Suku Bunga The Fed Belum Akan Turun dalam Waktu Dekat

Wamenkeu Sebut Suku Bunga The Fed Belum Akan Turun dalam Waktu Dekat

Whats New
PNS yang Dipindah ke IKN Bisa Tempati Apartemen Mulai September

PNS yang Dipindah ke IKN Bisa Tempati Apartemen Mulai September

Whats New
RMKE: Ekspor Batu Bara Diuntungkan dari Pelemahan Rupiah

RMKE: Ekspor Batu Bara Diuntungkan dari Pelemahan Rupiah

Whats New
Antisipasi Darurat Pangan di Papua Selatan, Kementan Gencarkan Optimasi Lahan Rawa di Merauke

Antisipasi Darurat Pangan di Papua Selatan, Kementan Gencarkan Optimasi Lahan Rawa di Merauke

Whats New
Erick Thohir Minta Pertamina hingga MIND ID Borong Dollar AS, Kenapa?

Erick Thohir Minta Pertamina hingga MIND ID Borong Dollar AS, Kenapa?

Whats New
Nasabah Kaya Perbankan Belum 'Tersengat' Efek Pelemahan Nilai Tukar Rupiah

Nasabah Kaya Perbankan Belum "Tersengat" Efek Pelemahan Nilai Tukar Rupiah

Whats New
Apa Saja Penyebab Harga Emas Naik Turun?

Apa Saja Penyebab Harga Emas Naik Turun?

Work Smart
Bapanas Ungkap Biang Kerok Harga Tomat Mahal

Bapanas Ungkap Biang Kerok Harga Tomat Mahal

Whats New
Jadi BUMD Penyumbang Dividen Terbesar, Bank DKI Diapresiasi Pemprov Jakarta

Jadi BUMD Penyumbang Dividen Terbesar, Bank DKI Diapresiasi Pemprov Jakarta

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com