Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harga Teknologi Energi Baru Terbarukan Makin Murah, PLN Harus Cermat

Kompas.com - 22/01/2016, 12:41 WIB
Estu Suryowati

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com – PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) perlu mencermati berbagai faktor yang dapat memengaruhi bisnisnya di tahun ini, salah satunya adalah makin murahnya teknologi energi baru dan terbarukan (EBT).

Pengamat kelistrikan, Direktur Eksekutif Institute Essential Services Reform (IESR), Fabby Tumiwa mengatakan, harga teknologi EBT kini lebih kompetitif. Misalnya, harga solar PV saat ini bisa di bawah 1,5 dollar AS per watt-peak. Sedangkan harga battery lithium saat ini lebih murah menjadi 250 dollar AS hingga 300 dollar AS per kilowatt hour (kWh).  Sebelumnya harga battery lithium mencapai 400 dollar AS hingga 450 dollar AS per kWh.

Memang, kata Fabby, saat ini teknologi tersebut belum massif digunakan di Indonesia. Namun teknologi ini ke depan akan mengubah lanskap bisnis PLN.

“Jika teknologi battery lebih murah, maka pilihan orang untuk menggunakan listrik bukan dari PLN, menjadi lebih lebar,” kata Fabby dalam PLN Outlook 2016, di Jakarta, Jumat (21/1/2016).

Selain teknologi EBT yang makin murah, PLN perlu mencermati faktor lain yang bisa memengaruhi bisnisnya di masa depan.

Saat ini sejumlah lembaga negara sudah menyatakan, tidak lagi mau membiayai proyek kelistrikan dari sumber energi yang tidak ramah lingkungan, misalnya batu bara.

Terkait dengan proyek kelistrikan 35.000 megawatt yang membutuhkan banyak dana, Fabby menyarankan PLN untuk melihat faktor ini dalam mengeluarkan obligasi. Sebabnya, pembeli obligasi akan melihat, apakah PLN akan berinvestasi di proyek yang clean energy atau tidak.

Selain itu, setelah forum perubahan iklim di Paris tahun lalu, regulasi terkait gas rumah kaca lebih ketat. PLN perlu mempertimbangkan aspek ini dalam berbisnis. Fabby menambahkan, PLN dan Independent Power Producer (IPP) harus mempersiapkan diri memenuhi aturan ini.

“Selain itu ada faktor domestik yang memengaruhi bisnis PLN, seperti; volatilitas nilai tukar rupiah, stagnasi ekonomi dan pertumbuhan ekonomi domestik yang akan memengaruhi pertumbuhan konsumsi listrik, utilisasi pembangkit PLN, realisasi PLN dalam 35.000 MW, dan rendahnya harga batubara,” ucap Fabby.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Whats New
[POPULER MONEY] Sri Mulyani 'Ramal' Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

[POPULER MONEY] Sri Mulyani "Ramal" Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

Whats New
Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Spend Smart
Perlunya Mitigasi Saat Rupiah 'Undervalued'

Perlunya Mitigasi Saat Rupiah "Undervalued"

Whats New
Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Whats New
Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Whats New
Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Whats New
Apa Itu Reksadana Terproteksi? Ini Pengertian, Karakteristik, dan Risikonya

Apa Itu Reksadana Terproteksi? Ini Pengertian, Karakteristik, dan Risikonya

Work Smart
Cara Transfer BNI ke BRI lewat ATM dan Mobile Banking

Cara Transfer BNI ke BRI lewat ATM dan Mobile Banking

Spend Smart
Suku Bunga Acuan Naik, Apa Dampaknya ke Industri Multifinance?

Suku Bunga Acuan Naik, Apa Dampaknya ke Industri Multifinance?

Whats New
Aturan Impor Produk Elektronik Dinilai Bisa Perkuat Industri Dalam Negeri

Aturan Impor Produk Elektronik Dinilai Bisa Perkuat Industri Dalam Negeri

Whats New
Cara Beli Pulsa melalui myBCA

Cara Beli Pulsa melalui myBCA

Spend Smart
Lima Emiten yang Akan Bayar Dividen Pekan Depan

Lima Emiten yang Akan Bayar Dividen Pekan Depan

Whats New
Pemerintah Dinilai Perlu Buat Formula Baru Kenaikan Tarif Cukai Rokok

Pemerintah Dinilai Perlu Buat Formula Baru Kenaikan Tarif Cukai Rokok

Whats New
5 Cara Beli Emas di Pegadaian, Bisa Tunai dan Nyicil

5 Cara Beli Emas di Pegadaian, Bisa Tunai dan Nyicil

Spend Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com