Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Sistem Logistik Kita Warisan yang Agak Eksploitatif terhadap Petani"

Kompas.com - 27/01/2016, 14:15 WIB
Estu Suryowati

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com – Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution memberikan masukan kepada Menteri Perdagangan Thomas Trikasih Lembong, mengenai cara memperbaiki struktur pasar khususnya untuk perdagangan dalam negeri.  Menurut dia, sistem logistik Indonesia masih merugikan petani.

Ia mengusulkan agar Kementerian Perdagangan mengembangkan business aggregator untuk berbagai komoditas. Hal tersebut selaras dengan semangat Kementerian Perdagangan dalam melakukan modernisasi infrastruktur perdagangan.

Masukan tersebut disampaikan, sebab menurut dia ada yang luput dari perhatian instansi itu selama ini, yakni mengenai struktur pasar dan aktornya.

“Warisan sistem logistik kita terus terang saja adalah warisan yang agak eskploitatif terhadap petani. Petani kopi itu menyekolahkan anak saja susah dulu, tapi eksportirnya kaya-kaya kan? Kok bisa?” kata Darmin dalam pidato kunci di rapat kerja Kementerian Perdagangan, Jakarta, Rabu (27/1/2016).

Lebih lanjut mantan Gubernur Bank Indonesia itu menceritakan pengalamannya sejak kecil, di mana kesimpulannya ternyata para petani tidak sejahtera sebab harga ditentukan oleh pembeli besar.

Ketidaktahuan petani dalam mengakses informasi soal harga membuat harga yang diterima petani sangat rendah.

“(Masalah) Ini bisa dipotong oleh business agregator. Tidak perlu yang besar-besar. Karena pakai IT itu enggak perlu kelompok besar. Ini pasti bisa mengefisiensikan logistik, jaringan perdagangan kita,” ucap Darmin.

“Kemendag ini adalah yurisdiksi Anda. Kita perlu mengetahui siapa aktornya. Sadarkah kita kalau yang menguasai jaringan peternakan atau pakan ayam mungkin hanya dua pemain besar?” kata dia lagi.

Selain business aggregator, kerjasama dengan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) juga diharapkan bisa dikembangkan untuk mengefisiensikan mata rantai pasokan dari desa ke kota.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com