Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kaji Risiko Gempa Sebelum Konstruksi KA Cepat

Kompas.com - 28/01/2016, 16:45 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Dikepung empat sumber gempa bumi, pembangunan kereta api cepat Jakarta-Bandung wajib memperhitungkan risiko bencana. Kajian risiko itu seharusnya dilakukan sebelum konstruksi fisik dan menjadi bagian dari perencanaan proyek itu.

”Dua aspek penting harus disiapkan pada pembangunan kereta api cepat terkait potensi gempa,” kata Deputi Bidang Geofisika Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Masturyono di Jakarta, Rabu (27/1/2016).

Aspek pertama ialah keselamatan operasionalisasi KA cepat dengan menerapkan peringatan dini gempa. Dengan sistem itu, KA bisa dihentikan darurat sebelum tiba gelombang gempa yang merusak.

Adapun aspek kedua terkait struktur jalur KA dan fasilitas fisik lain yang harus memperhatikan aspek kegempaan, terutama pada zona sesar aktif. Untuk itu, harus dilakukan kajian seismoteknik sebelum pembangunan struktur fisik.

Kajian seismoteknik itu meliputi kajian gempa berdasarkan data historis untuk melihat probabilitas kejadian gempa. Selain itu, perlu kajian gempa dengan memperhatikan sesar aktif yang berpotensi berdampak langsung pada infrastruktur.

”Dengan kajian itu, akan diketahui bahaya gempa terkait keberadaan sesar aktif di dekat jalur keret api, misalnya Sesar Baribis, Lembang, dan Cimandiri, berapa magnitudo maksimum yang mungkin terjadi, termasuk skenario terburuk,” kata Kepala Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono.

Selain tiga sesar aktif itu, yang berpotensi berdampak pada KA cepat ialah gempa bersumber zona subduksi selatan Jawa.

Berikutnya, menurut Masturyono, perlu kajian kondisi tapak secara mikro untuk mengetahui responsnya pada gempa yang bisa terjadi. Kajian itu dapat mengetahui percepatan getaran tanah tertinggi yang mungkin terjadi di sepanjang jalur KA cepat.

”Kajian seismik mikrozonasi itu juga untuk mengetahui indeks kerentanan gempa di jalur rel KA. Di tempat dengan indeks kerentanan seismik tinggi perlu fondasi kuat,” ujarnya.

Menurut kajian BMKG, gempa menyebabkan sejumlah kecelakaan KA di sejumlah negara. Misalnya, pada 1906 ada kecelakaan fatal KA akibat gempa di San Francisco, Amerika Serikat; tahun 1948 di Ashgabat, Turki; tahun 1999 di California, AS; tahun 2004 di Chuetsu, Jepang; dan tahun 2008 di Sichuan, Tiongkok.

Untuk itu, menurut Masturyono, kajian seismoteknik wajib dilakukan sebelum pembangunan KA cepat.

”BMKG sudah melakukan kajian seismoteknik di lokasi pembangunan bandara di Kulonprogo, DI Yogyakarta, tetapi KA cepat belum dilakukan. Kami belum dilibatkan, tetapi akan proaktif,” ujarnya.

Mencermati masalah

Secara terpisah, Presiden Joko Widodo mencermati masalah terkait KA cepat Jakarta-Bandung. Kritik dan masukan dari banyak pihak menjadi pertimbangan pemerintah dalam proyek sekitar Rp 70 triliun itu. Presiden akan menggelar rapat evaluasi pengerjaan proyek itu.

Staf Khusus Presiden Bidang Komunikasi Johan Budi SP mengatakan, banyak pandangan muncul terkait proyek itu. ”Setelah peresmian pembangunan proyek, ada masukan dari publik dan anggota DPR. Semua ini didengar Presiden,” ujarnya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Maskapai Akui Tak Terdampak Pengurangan Bandara Internasional

Maskapai Akui Tak Terdampak Pengurangan Bandara Internasional

Whats New
Bank BTPN Raup Laba Bersih Rp 544 Miliar per Maret 2024

Bank BTPN Raup Laba Bersih Rp 544 Miliar per Maret 2024

Whats New
Melalui Aplikasi Livin' Merchant, Bank Mandiri Perluas Jangkauan Nasabah UMKM

Melalui Aplikasi Livin' Merchant, Bank Mandiri Perluas Jangkauan Nasabah UMKM

Whats New
Hari Tuna Sedunia, KKP Perluas Jangkauan Pasar Tuna Indonesia

Hari Tuna Sedunia, KKP Perluas Jangkauan Pasar Tuna Indonesia

Whats New
Terima Peta Jalan Aksesi Keanggotaan OECD, Indonesia Siap Tingkatkan Kolaborasi dan Partisipasi Aktif dalam Tatanan Dunia

Terima Peta Jalan Aksesi Keanggotaan OECD, Indonesia Siap Tingkatkan Kolaborasi dan Partisipasi Aktif dalam Tatanan Dunia

Whats New
Pasarkan Produk Pangan dan Furnitur, Kemenperin Gandeng Pengusaha Ritel

Pasarkan Produk Pangan dan Furnitur, Kemenperin Gandeng Pengusaha Ritel

Whats New
Punya Manfaat Ganda, Ini Cara Unit Link Menunjang Masa Depan Gen Z

Punya Manfaat Ganda, Ini Cara Unit Link Menunjang Masa Depan Gen Z

BrandzView
Asosiasi Dukung Pemerintah Cegah Penyalahgunaan Narkoba pada Rokok Elektrik

Asosiasi Dukung Pemerintah Cegah Penyalahgunaan Narkoba pada Rokok Elektrik

Whats New
Impor Bahan Baku Pelumas Tak Lagi Butuh Pertek dari Kemenperin

Impor Bahan Baku Pelumas Tak Lagi Butuh Pertek dari Kemenperin

Whats New
Cara Isi Token Listrik secara Online via PLN Mobile

Cara Isi Token Listrik secara Online via PLN Mobile

Work Smart
Pencabutan Status 17 Bandara Internasional Tak Berdampak ke Industri Penerbangan

Pencabutan Status 17 Bandara Internasional Tak Berdampak ke Industri Penerbangan

Whats New
Emiten Sawit Milik TP Rachmat (TAPG) Bakal Tebar Dividen Rp 1,8 Triliun

Emiten Sawit Milik TP Rachmat (TAPG) Bakal Tebar Dividen Rp 1,8 Triliun

Whats New
Adu Kinerja Keuangan Bank BUMN per Kuartal I 2024

Adu Kinerja Keuangan Bank BUMN per Kuartal I 2024

Whats New
Setelah Investasi di Indonesia, Microsoft Umumkan Bakal Buka Pusat Data Baru di Thailand

Setelah Investasi di Indonesia, Microsoft Umumkan Bakal Buka Pusat Data Baru di Thailand

Whats New
Emiten Persewaan Forklift SMIL Raup Penjualan Rp 97,5 Miliar pada Kuartal I 2024

Emiten Persewaan Forklift SMIL Raup Penjualan Rp 97,5 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com