Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lowongan Kerja di Industri Migas Makin Sempit

Kompas.com - 28/01/2016, 19:06 WIB
Estu Suryowati

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com – Anjloknya harga minyak mentah (crude) dunia menyebabkan kontraksi di industri hulu migas.

Beberapa perusahaan dikabarkan memangkas karyawan sebagai langkah efisiensi. Beberapa lainnya lagi masih bertahan dengan menunda belanja, dan tidak membuka lowongan kerja baru.

Salah satunya, Star Energy, perusahaan migas yang memiliki kontrak kerja sama dengan pemerintah di Blok Kakap, Laut Natuna; Blok Sebatik di Kalimatan Utara; dan Blok Sekayu di Sumatera Selatan.

Direktur Utama Star Energy Rudy Suparman menuturkan, perusahaannya kini tengah dalam masa-masa "bertahan hidup".

Star Energy melakukan efisiensi hampir di semua lini, tak terkecuali sumber daya manusia. Meski hingga kini diakui Rudy belum ada pemutusan hubungan kerja, namun perusahaan tersebut juga tidak melakukan penambahan karyawan.

“Di sumber daya manusia, sampai sekarang ini masih belum melakukan tindakan apapun yang signifikan. Tapi kita lebih ke arah negative growth saja. Kalau ada orang keluar atau pensiun, tidak kita gantikan. Tapi kita belum melakukan pemutusan hubungan kerja,” kata Rudy dihubungi Kompas.com, Kamis (28/1/2016).

Rudy menjelaskan, lapangan yang masih beroperasi saat ini beberapa di antaranya berusia senja.

Lapangan Kakap misalnya, yang sudah mulai beroperasi pertama kali pada 1984. Biaya produksi di lapangan tua ini relatih mahal mendekati 30 dollar AS per barel.

Rasio penurunan produksi (declining rate) di lapangan tua ini mencapai 20-25 persen. Rudy bilang, meskipun penurunan harga minyak mentah juga menyebabkan makin murahnya biaya sewa fasilitas, namun penurunan biaya sewa fasilitas tidak sebesar yang diharapkan.

Harga minyak mentah turun 60 persen, tapi biaya sewa fasilitasnya hanya turun 40 persen. Oleh karenanya, efisiensi di lini sumber daya manusia pun terpaksa dilakukan. “Yang pensiun itu ada catatannya, tapi saya tidak hapal. Jumlah yang harus pensiun enggak sampai 500 orang,” kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com