Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Asian Agri Serahkan Premi kepada Para Petani Sawit

Kompas.com - 28/01/2016, 23:19 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Asian Agri Group menyerahkan premi penjualan sawit lestari tahun 2015 sebesar Rp 2 miliar kepada para petani binaannya yang berlokasi di Jambi dan Riau.

Para petani yang menerima premi tersebut diwakili oleh 83 Koperasi Unit Desa (KUD) dari Provinsi Riau dan Jambi yang telah memperoleh sertifikat RSPO dan ISCC.

Managing Director Asian Agri Group, Kelvin Tio, mengatakan sejauh ini pasar internasional sangat tertarik dengan sustainable oil (minyak lestari).

"Sehingga sertifikasi yang dimiliki akan memberikan kepastian pasar bagi
minyak sawit yang dihasilkan oleh petani mitra kami,” ujarnya dalam keterangan resmi, Kamis (28/1/2016).

Premi yang dibagikan itu merupakan insentif tambahan bagi petani yang telah memperoleh sertifikasi internasional.

“Dari total 160.000 hektar lahan yang dikelola Asian Agri, 40 persen atau seluas 60.000 hektar dikelola oleh para petani binaan Asian Agri. Kami mendampingi petani untuk meningkatkan produktivitas, pengelolaan lingkungan serta praktek bisnis yang baik untuk menjamin keberlanjutan usaha petani,” lanjutnya.

Sementara itu, Deputi Bidang Koordinasi Pangan dan Pertanian, Kementerian Koordinator Perekonomian Musdhalifah Machmud menuturkan perkebunan dan pengolahan kelapa sawit berperan penting bagi peningkatan ekonomi Indonesia.

"Selain itu, sektor ini juga memberikan kesempatan kerja bagi jutaan orang Indonesia.
Pembagian premi ini merupakan salah satu komitmen perusahaan untuk terus mendukung
industri sawit yang lestari,” kata Musdhalifah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kemenhub Tambah 10.000 Kuota Mudik Gratis 2024 Menggunakan Bus

Kemenhub Tambah 10.000 Kuota Mudik Gratis 2024 Menggunakan Bus

Whats New
CKB Logistics Optimalkan Bisnis Melalui Kargo Udara

CKB Logistics Optimalkan Bisnis Melalui Kargo Udara

Whats New
Angkutan Lebaran 2024, Kemenhub Siapkan Sarana dan Prasarana Transportasi Umum

Angkutan Lebaran 2024, Kemenhub Siapkan Sarana dan Prasarana Transportasi Umum

Whats New
Reksadana Saham adalah Apa? Ini Pengertiannya

Reksadana Saham adalah Apa? Ini Pengertiannya

Work Smart
Menhub Imbau Maskapai Tak Jual Tiket Pesawat di Atas Tarif Batas Atas

Menhub Imbau Maskapai Tak Jual Tiket Pesawat di Atas Tarif Batas Atas

Whats New
Anak Usaha Kimia Farma Jadi Distributor Produk Cairan Infus Suryavena

Anak Usaha Kimia Farma Jadi Distributor Produk Cairan Infus Suryavena

Whats New
Cara Cek Formasi CPNS dan PPPK 2024 di SSCASN

Cara Cek Formasi CPNS dan PPPK 2024 di SSCASN

Whats New
Pertamina Patra Niaga Apresiasi Polisi Ungkap Kasus BBM Dicampur Air di SPBU

Pertamina Patra Niaga Apresiasi Polisi Ungkap Kasus BBM Dicampur Air di SPBU

Whats New
HMSP Tambah Kemitraan dengan Pengusaha Daerah di Karanganyar untuk Produksi SKT

HMSP Tambah Kemitraan dengan Pengusaha Daerah di Karanganyar untuk Produksi SKT

Whats New
BCA Finance Buka Lowongan Kerja untuk D3-S1 Semua Jurusan, Cek Syaratnya

BCA Finance Buka Lowongan Kerja untuk D3-S1 Semua Jurusan, Cek Syaratnya

Work Smart
Pemerintah Sebut Tarif Listrik Seharusnya Naik pada April hingga Juni 2024

Pemerintah Sebut Tarif Listrik Seharusnya Naik pada April hingga Juni 2024

Whats New
Jasa Marga: 109.445 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek Selama Libur Panjang Paskah 2024

Jasa Marga: 109.445 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek Selama Libur Panjang Paskah 2024

Whats New
Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Earn Smart
7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

Whats New
'Regulatory Sandbox' Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

"Regulatory Sandbox" Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com