Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apa Benar Logo Merah Bikin "Nafsu"?

Kompas.com - 03/02/2016, 11:37 WIB
Sri Noviyanti

Penulis


KOMPAS.com – 
Alasan biru menjadi warna logo media sosial Facebook ternyata sederhana saja. Pembuatnya buta warna. Lalu, apa alasan rumah makan "senang" menggunakan logo berwarna merah? Apakah alasannya juga sesimpel itu?

Fakta bahwa Mark Zuckerberg buta warna dan menjadi alasan biru sebagai warna logo Facebook besutannya itu, terungkap pada 2010. Artikel tentang hal tersebut di The New Yorker.

Merujuk artikel tersebut, Zuckerberg sejak kecil memiliki masalah ketika melihat warna merah dan hijau. Di matanya, warna biru dan turunannyalah yang paling kentara dia lihat. Dengan alasan sama, pilihan warna logo Facebook itu kemudian tercipta.

Bisa jadi, alasan pilihan warna Facebook dianggap tidak logis. Namun, pada umumnya setiap warna logo punya maksud tersendiri, berdasarkan penelitian yang relevan. The Logo Company, perusahaan pembuat desain logo, pada 2013 merilis bahwa pilihan warna logo mengacu pada tujuan perusahaan menggaet sisi emosional konsumennya.

Menurut perusahaan itu selama bertahun-tahun para psikolog mempelajari dan menemukan ada hubungan kuat antara warna dengan tanggapan emosional. Di jalan raya, misalnya, orang akan otomatis berhenti saat lampu lalu lintas menampilkan warna merah. Sebaliknya, orang akan melanjutkan perjalanan ketika lampu berganti menjadi hijau. Refleks saja.

Pengaruh warna

Nah, pemilihan warna yang tepat dalam logo pun akan menentukan bagaimana merek tersebut ditengok konsumen. Itu juga alasan restoran-restoran cepat saji seperti McDonalds, Pizza Hut, KFC, dan Wendy’s menggunakan warna merah pada logonya.

Dalam logo, berdasarkan penelitian itu, warna merah diyakini merangsang rasa lapar. Adapun warna hitam, putih, emas, dan perak menggambarkan perasaan berkelas dan mutakhir, yang menjadikannya banyak dipakai untuk produk-produk premium.

The Logo Company Ilustrasi: Bermacam-macam logo

Nah, Facebook tentu beruntung. Alasan "kebutawarnaan" Zuckerberg yang seolah tidak logis dalam pemilihan warna logo itu ternyata juga ada penjelasannya berdasarkan riset The Logo Company.

Menurut perusahaan itu, warna biru memunculkan kesan yang menguatkan nilai bisnis, profesional, dan kredibilitas. Warna ini bahkan jamak dipakai perusahaan teknologi informasi. Logis juga, bukan?

Psikologi warna pada logo dan merek diperkuat dengan penelitian dari Universitas Loyola pada 2013. Menurut riset itu, 60 persen orang memutuskan membeli produk karena warnanya, bukan terpicu pesan atau tagline yang disematkan dalam kemasan.

Temuan lain, warna dapat meningkatkan pengenalan merek pada konsumen hingga 80 persen. Hal ini berbanding lurus dengan hasil penelitian sebelumnya dari American Psychological Association (APA) pada 2002, yang mengungkapkan bahwa warna mempengaruhi memori atau ingatan manusia.

Jika sebuah gambar dapat mendeskripsikan seribu kata, satu gambar dengan campuran warna bisa mendeskripsikan jutaan kata. Para psikolog sepakat, warna dapat membantu siapa pun untuk memproses dan menyimpan gambar lebih efisien dalam memori dibanding logo tak berwarna.  

Warna di era digital

Rangkaian hasil riset itulah yang kemudian menjadi dasar klasifikasi produk berdasarkan warna. Saat di supermarket, coba saja mampir di rak alat-alat kebersihan rumah. Perhatikan, kebanyakan merek detergen atau karbol memakai warna hijau dan biru sebagai warna kemasannya. Ternyata, dua warna itu mewakili “keterikatan” dengan produk berbahan kimia.

Thinkstock Ilustrasi: warna

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tak Lagi Khawatir Lupa Bawa Uang Tunai Berbelanja di Kawasan Wisata Samosir

Tak Lagi Khawatir Lupa Bawa Uang Tunai Berbelanja di Kawasan Wisata Samosir

Whats New
Info Limit Tarik Tunai BCA Sesuai Jenis Kartu ATM Lengkap

Info Limit Tarik Tunai BCA Sesuai Jenis Kartu ATM Lengkap

Spend Smart
3 Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu BCA, Penting saat Lupa Bawa di ATM

3 Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu BCA, Penting saat Lupa Bawa di ATM

Earn Smart
[POPULER MONEY] Serikat Pekerja Tuntut Naik Upah, Menaker Balik Tuntut Kenaikan Kompetensi | Luhut Janji Microsoft Tak Akan Menyesal Investasi Rp 27,6 Triliun di Indonesia

[POPULER MONEY] Serikat Pekerja Tuntut Naik Upah, Menaker Balik Tuntut Kenaikan Kompetensi | Luhut Janji Microsoft Tak Akan Menyesal Investasi Rp 27,6 Triliun di Indonesia

Whats New
Cara Bayar Tagihan FIF di ATM BCA, BRI, BNI, Mandiri, dan BTN

Cara Bayar Tagihan FIF di ATM BCA, BRI, BNI, Mandiri, dan BTN

Spend Smart
Bank Mandiri Tegaskan Tetap Jadi Pemegang Saham Terbesar BSI

Bank Mandiri Tegaskan Tetap Jadi Pemegang Saham Terbesar BSI

Whats New
Cek Jadwal Pembagian Dividen Astra Otoparts

Cek Jadwal Pembagian Dividen Astra Otoparts

Whats New
Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

Whats New
Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi 'Feeder' bagi Malaysia dan Singapura

Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi "Feeder" bagi Malaysia dan Singapura

Whats New
Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

Whats New
Jokowi Tambah Alokasi Pupuk Subsidi Jadi 9,55 Juta Ton di 2024

Jokowi Tambah Alokasi Pupuk Subsidi Jadi 9,55 Juta Ton di 2024

Whats New
Dampak Erupsi Gunung Ruang, 5 Bandara Masih Ditutup Sementara

Dampak Erupsi Gunung Ruang, 5 Bandara Masih Ditutup Sementara

Whats New
Kadin Gandeng Inggris, Dukung Bisnis Hutan Regeneratif

Kadin Gandeng Inggris, Dukung Bisnis Hutan Regeneratif

Whats New
Harita Nickel Catat Kenaikan Pendapatan 26 Persen pada  Kuartal I 2024

Harita Nickel Catat Kenaikan Pendapatan 26 Persen pada Kuartal I 2024

Whats New
Bappenas Buka Lowongan Kerja hingga 5 Mei 2024, Simak Persyaratannya

Bappenas Buka Lowongan Kerja hingga 5 Mei 2024, Simak Persyaratannya

Work Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com