Venezuela dikabarkan baru saja membeli banyak minyak mentah dari Amerika Serikat (AS). Pekan lalu, kapal tanker yang mengangkut 1 juta barrel minyak dari AS tiba di pelabuhan di Venezuela.
Fakta bahwa Venezuela kini mengimpor minyak adalah sesuatu yang cukup mencengangkan. Pasalnya, Venezuela memiliki cadangan minyak hingga 298 juta barrel, menurut data Energy Information Administration.
Cadangan minyak tersebut melebihi cadangan minyak Arab Saudi, Rusia, dan Iran, serta berkali-kali lipat dibanding cadangan minyak yang dimiliki AS.
Akan tetapi, minyak yang ditambang di Venezuela amat pekat dan sulit dimurnikan, akhirnya sulit pula untuk diekspor ke negara lain.
"Harusnya, Venezuela terlebih dahulu mencampur minyak yang pekat dengan minyak yang lebih ringan untuk menyeimbangkan kualitas," kata Nilofar Saidi, analis pasar minyak di ClipperData.
Menurut Saidi, Venezuela sudah mengimpor beragam jenis minyak mentah yang lebih ringan, seperti dari Rusia, Angola, dan Nigeria.
Dia mengatakan, lebih murah mendatangkan kapal tanker yang mengangkut minyak mentah ringan dari AS ketimbang dari Afrika Barat atau Afrika Utara.
Venezuela tetap mengimpor minyak dari AS, meski hubungan kedua negara menegang yang akhirnya mengganggu kerja sama ekonomi satu sama lain.
Menurut data Dana Moneter Internasional (IMF), ekspor Venezuela ke AS menurun tajam dari 48 juta dollar AS pada tahun 2008 menjadi hanya 26 juta dollar AS pada tahun 2014.
Layaknya negara-negara penghasil minyak di dunia, Venezuela pun tertampar harga minyak yang jatuh. Alasannya, ekonomi Venezuela amat bergantung pada ekspor minyak.
Karena harga minyak yang terus melorot, Venezuela pun terjerembab ke jurang resesi dan kini menjadi salah satu negara dengan ekonomi terburuk di dunia.