Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penggunaan Biodiesel di Indonesia Capai 3,2 Juta Kilo Liter

Kompas.com - 04/02/2016, 15:36 WIB
Kontributor Bandung, Reni Susanti

Penulis

BANDUNG, KOMPAS.com – Per 21 Januari 2016, kandungan bahan bakar nabati (biodiesel) pada solar di Indonesia tercatat sebanyak 20 persen. Kenyataan ini berdampak pada berkurangnya impor bahan bakar. Sehingga, devisa negara bisa dimanfaatkan untuk hal lain. “Kebutuhan solar PSO di Indonesia pada 2016 sebanyak 16 juta kiloliter. Penggunaan biodieselnya 3,2 juta Kl, cukup signifikan terhadap penggunaan fosil,” ujar Edi Wibowo, Kasubdit Pelayanan dan Pengawasan Usaha Bioenergi Dirjen Energi Baru Terbarukan Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) di Bandung, Kamis (4/2/2016).

Edi mengungkapkan, biodiesel merupakan bahan bakar nabati yang digunakan untuk mesin atau motor diesel berupa ester metil asam lemak. Untuk Indonesia, bahan yang digunakan untuk biodiesel adalah kelapa sawit. “Sesuai mandatory, tahun ini digunakan B20 atau 20 persen biodiesel dalam kandungan solar. Ke depannya akan dikembangkan menjadi 30 persen,” ucapnya.

Pengembangan biodiesel, sambung Edi, sangat penting. Sebab, cadangan minyak terus menurun. Jika Indonesia tidak menemukan titik cadangan baru, pada12-13 tahun yang akan datang, persediaan sangat tipis. Atas dasar alasan itulah dikembangkanlah biodiesel.

Sejak diberlakukan Januari lalu, kata Edi, hingga kini belum ada keluhan ihwal pengembangan tersebut. Ke depan, pihaknya akan menggeser pengembangan energi ke Indonesia Timur. Karena saat ini infrastruktur di Indonesia Timur belum terbangun maksimal. “Kalau Jabar sudah siap, begitupun dengan Sumatera dan lainnya,” demikian Edi Wibowo.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

Whats New
Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Whats New
Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Whats New
Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Whats New
Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Whats New
Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Whats New
Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Whats New
Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

BrandzView
Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Whats New
Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Whats New
Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Whats New
Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Spend Smart
Kadin Proyeksi Perputaran Uang Saat Ramadhan-Lebaran 2024 Mencapai Rp 157,3 Triliun

Kadin Proyeksi Perputaran Uang Saat Ramadhan-Lebaran 2024 Mencapai Rp 157,3 Triliun

Whats New
Kebutuhan Dalam Negeri Jadi Prioritas Komersialisasi Migas

Kebutuhan Dalam Negeri Jadi Prioritas Komersialisasi Migas

Whats New
Ratusan Sapi Impor Asal Australia Mati Saat Menuju RI, Badan Karantina Duga gara-gara Penyakit Botulisme

Ratusan Sapi Impor Asal Australia Mati Saat Menuju RI, Badan Karantina Duga gara-gara Penyakit Botulisme

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com