Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Indonesia, Thailand dan Malaysia Kurangi Produksi Karet 615.000 Ton

Kompas.com - 04/02/2016, 16:30 WIB
Aprillia Ika

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Tiga negara produsen karet alam (natural rubber/NR) yakni Indonesia, Thailand dan Malaysia, sepakat mengurangi produksi karet alam sebesar 615.000 ton. Pengurangan produksi ini untuk memperbaiki harga karet alam yang semakin menurun.

Pengurangan produksi karet alam ini akan dilakukan pada 1 Maret hingga 32 Agustus 2016, dalam kerangka Agreed Export Tonnage Scheme (AETS).

Dengan pengurangan produksi tersebut, ditargetkan harga karet alam akan meningkat di level 2 - 3 dollar AS per kilogram (kg) dari kisaran saat ini 1,09 dollar AS.

Dalam kesepakatan tersebut, dari 615.000 ton karet alam yang ditahan produksinya, porsi Indonesia sebesar 238.736 ton. Thailand sebesar 324.005 ton sementara Malaysia 52.259 ton.

Plt Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Kementerian Perdagangan Karyanto Suprih mengatakan selama ini skema AETS selalu berhasil untuk memperbaiki harga jual karet alam.

"Yang kami inginkan, harga karet alam bisa diatas ongkos produksi dan sudah mencakup keuntungan," kata dia dalam jumpa pers di Jakarta, Kamis (04/02/2016).

Seperti diketahui, tiga negara produsen karet alam tersebut tergabung dalam International Tripartite Rubber Council (ITRC). Sebelumnya ITRC pernah melakukan pengurangan produksi karet alam pada 2007, 2009, 2013 dan 2015.

Pada periode tersebut, bahkan harga karet alam sempat mencapai 4,7 dollar AS per kg.

Moenardji Soendargo, Ketua Gabungan Perusahaan Karet Indonesia (Gapkindo) mengatakan, pihak eksportir yang akan menahan produksi karet alam di Indonesia sebesar 238.736 ton.

Menurut dia, eksportir juga ikut menahan agar petani karet tidak menebang pohon karet mereka.

Sebab jika hal itu dilakukan maka penanaman kembali juga akan membutuhkan waktu lama.

Sebagai catatan, pada tahun lalu total produksi karet alam Indonesia mencapai 3,2 juta ton. Sebagian besar diserap oleh pasar ekspor dengan negara tujuan utama Amerika Serikat, Jepang dan China.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Whats New
KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

Whats New
Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com