Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Anjloknya Harga Minyak Picu PHK Ratusan Ribu Orang

Kompas.com - 05/02/2016, 07:34 WIB

SAN FRANCISCO, KOMPAS.com - Merosotnya harga minyak dunia terus memakan tumbal. Sepekan ini, investor disuguhi rapor kinerja buruk sekaligus rencana pemutusan hubungan kerja (PHK) massal dari raksasa minyak dunia.

Kabar buruk paling gres disampaikan Royal Dutch Shell. Korporasi asal Belanda ini bakal memutus hubungan kerja 10.000 karyawan. Puluhan ribu karyawan ini berasal dari Shell sekaligus perusahaan minyak dan gas asal Inggris yang baru saja diakuisisi, yakni BG Group.

Jumlah ini bertambah dari awalnya rencana PHK massal sebanyak 7.500 pekerja yang diumumkan pada pertengahan 2015.

"Perubahan substansial ini merespon penurunan harga minyak. Shell akan mengambil keputusan lebih lanjut jika harga minyak terus jatuh," ujar CEE Royal Dutch Shell Ben van Beurden seperti dikutip BBC, Kamis (4/2/2016).

Keputusan merumahkan puluhan ribuan karyawan juga ditempuh BP. Selasa kemarin, perusahaan minyak asal Inggris ini bertekad bulat memberhentikan 7.000 karyawan. BP akan memberhentikan 4.000 pekerja dari bisnis eksplorasi.

Sementara, ada 3.000 karyawan hilir bisnis pengilangan minyak bakal kehilangan pekerjaan. PHK bakal dilakukan bertahap dalam tempo dua tahun mendatang. Kemarin, perusahaan minyak asal Amerika Serikat (AS) Weatherford International pun resmi menetapkan rencana PHK terhadap 6.000 karyawan.

Jumlah PHK ini sekitar 14 persen dari total jumlah pekerja. PHK massal ditempuh Weatherford sepanjang semester I tahun ini. Rapor jelek Rencana PHK massal tiga raksasa minyak di pekan ini menambah daftar panjang korban anjloknya harga minyak.

Lembaga konsultan Graves & Co menghitung, ada lebih dari 250.000 karyawan perusahaan minyak yang terkena PHK sepanjang tahun lalu. Ratusan ribu korban PHK tersebut merupakan imbas dari menganggurnya lebih dari 1.000 lahan pengeboran dan terpangkasnya belanja produksi lebih dari 100 miliar dollar AS pada 2015.

Momok menakutkan PHK kali ini bahkan sudah melampaui petaka harga minyak dunia pada 1980-an silam. Kala itu, korporasi minyak di Texas merumahkan sekitar 240.000 karyawan. Tren penurunan laba yang terus berlanjut memicu PHK massal.

Kemarin, Shell melaporkan penurunan laba sebesar 80 persen menjadi 3,8 miliar dollar AS di sepanjang tahun 2015. Ini merupakan penurunan laba terdalam sejak 13 tahun terakhir.

"Nasib perusahaan minyak akan terus memburuk sebelum bisa pulih," tulis analis Graves & Co. (Dessy Rosalina)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Melalui Transportasi Laut, Kemenhub Berupaya Wujudkan Konektivitas di Indonesia Timur

Melalui Transportasi Laut, Kemenhub Berupaya Wujudkan Konektivitas di Indonesia Timur

Whats New
Status 17 Bandara Internasional Dihapus, INACA Ungkap Sederet Manfaatnya untuk Penerbangan Nasional

Status 17 Bandara Internasional Dihapus, INACA Ungkap Sederet Manfaatnya untuk Penerbangan Nasional

Whats New
1 Lot Berapa Lembar Saham? Ini Perhitungan Mudahnya

1 Lot Berapa Lembar Saham? Ini Perhitungan Mudahnya

Spend Smart
Jumlah Bandara Internasional Dipangkas, InJourney Airports: Banyak yang Tidak Efisien

Jumlah Bandara Internasional Dipangkas, InJourney Airports: Banyak yang Tidak Efisien

Whats New
Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Whats New
Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Whats New
BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

Work Smart
Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Whats New
Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Whats New
Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Whats New
Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Whats New
Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Whats New
Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Whats New
Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Work Smart
Dukung 'Green Building', Mitsubishi Electric Komitmen Tingkatkan TKDN Produknya

Dukung "Green Building", Mitsubishi Electric Komitmen Tingkatkan TKDN Produknya

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com