Seperti diberitakan, nilai investasi proyek kereta cepat Jakarta-Bandung dengan jarak 142 Km mencapai 5,5 miliar dollar AS. Sedangkan proyek serupa di Iran dengan jarak 400 Km hanya 2,7 miliar dollar AS.
Namun, Hanggoro menepis isu tersebut. Berdasarkan salah satu perusahaan China yang menggarap proyek KA cepat di Iran, nilai investasi 2,7 milliar dollar AS bukanlah nilai total proyek.
"Kata mereka itu (2,7 miliar dollar) baru sepertiga saja (dari total investasi)" kata Hanggoro.
Ia menjelaskan, China Railway Corporation hanya menjadi kontraktor pada sebagian proyek kereta cepat Iran. Beberapa bagian yang digarap itu yakni rel dan sistem persinyalan.
Sementara di Indonesia, peran perusahaan konsorsium kereta cepat di Indonesia menjadi investor, kontraktor, hingga operator. Artinya, pembebasan lahan, pembangunan prasarana (jembatan, terowongan), pembangunan sarana (rel, rangkaian kereta, sistem persinyalan), hingga pengoperasian kereta cepat didanai oleh perusahaan konsorsium Indonesia China yakni PT KCIC.
Sebelumnya, Wakil meminta Duta Besar China untuk Indonesia Xie Feng memverifikasi nilai investasi proyek kereta cepat Jakarta-Bandung. Sebab di beberapa negara, proyek yang sama nilainya tidak sebesar di Indonesia.
Kedubes China pun langsung memberikan pernyataan. Berdasarkan informasi yang didapat dari staf China Railway Engineering Corp (CERC), masih ada kontrak senilai 2,7 miliar dollar AS dengan Iran yang belum ditandatangani.
Menurut Kedubes China, proyek pembangunan kereta cepat di Iran tidak semuanya dikerjakan oleh pihak mereka. Negeri Tirai Bambu mengaku hanya mengerjakan bagian tertentu. (baca: Kereta Cepat Indonesia Lebih Mahal dari Iran, Ini Penjelasan Kedubes China)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.