Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bandara Supadio Pontianak Diperluas untuk Dorong Pariwisata dan Investasi

Kompas.com - 05/02/2016, 14:59 WIB
Emanuel Edi Saputra

Penulis

PONTIANAK, KOMPAS.com – Perluasan Bandara Internasional Supadio Pontianak, Kalimantan Barat, memasuki tahap kedua dengan progres pengerjaan 58 persen dan ditargetkan selesai akhir tahun.

Dengan diperluas, daya tampungnya menjadi 3,8 juta penumpang per tahun. Selain itu, diharapkan mampu mendorong sektor pariwisata dan investasi di daerah.

Luas Bandara Supadio sebelumnya hanya 6.940 meter persegi. Perluasan tahap pertama menjadi 13.683 meter persegi dan tahap kedua 32.000 meter persegi, sehingga total luasnya menjadi 45.683 meter persegi.

Nilai kontrak pengerjaannya Rp 372 miliar. Pengerjaan tahap pertama pada 2011 dan sudah selesai 14 Juni 2015. Sementara itu, untuk tahap kedua mulai dikerjakan Oktober 2015.

Bayuh Iswantoro, General Manager Bandara Supadio, Jumat (5/2), menuturkan, perluasan Bandara Supadio dilakukan karena daya tampung bandara tersebut sudah tidak sesuai dengan pertambahan jumlah penumpang.

Sebagai contoh, kedatangan wisatawan saat Imlek melalui Bandara Supadio saja setiap tahun selalu meningkat.

Pada 2013, misalnya ada 88.625 pengunjung melalui Bandara Supadio. Kemudian, 2014 jumlah pengunjung naik menjadi 113.202 orang. Kemudian, pada 2015 menjadi 141.727 orang.

"Prediksi kami pada Imlek tahun ini, jumlah pengunjung melalui Bandara Supadio akan mencapai 155.000 orang. Itu baru bicara soal Imlek. Kalau ditambah dengan penumpang komersial lainnya mencapai dua jutaan orang per tahun. Sementara, sebelum diperluas daya tampung bandara hanya 700.000 orang per tahun,” papar Bayuh.

Peningkatan jumlah penumpang harus diantisipasi dengan perubahan di bidang infrastruktur bandara seperti pembenahan bandara saat ini. Berdasarkan catatan Kompas, penambahan jumlah penumpang sudah mulai terlihat pada 2013.

Jumlah penumpang saat itu sudah mencapai 2,4 juta orang per tahun sehingga melampaui daya tampung bandara. Mendorong perekonomian Christiandy Sanjaya, Wakil Gubernur Kalimantan Barat, menuturkan, pembenahan bandara itu penting fungsinya untuk konektivitas

Kalimantan Barat (Kalbar) dengan kota-kota lain di Indonesia maupun antarkota di Kalbar. Kalau konektivitas baik, maka Pemerintah Provinsi Kalbar berharap, dapat mendorong pariwisata di Kalbar.

Lebih jauh lagi, mampu mendongkrak investasi daerah agar lebih baik lagi. Fungsi bandara sebagai pendorong sektor pariwisata bisa lebih optimal. Wisatawan yang datang diharapkan bisa lebih pesat perkembangannya dengan daya dukung bandara yang semakin besar tersebut.

Christiandy menuturkan lebih lanjut, sektor penerbangan perlu dibenahi terus-menerus mengingat peranan penerbangan penting dalam pariwisata di Kalbar agar mudah menjangkau satu destinasi dengan destinasi lainnya.

Apalagi, dengan bentang alam satu setengah kali pulau Jawa sangat tidak efisien jika wisatawan menggunakan jalur darat.

Perjalanan dari satu destinasi wisata ke destinasi wisata lainnya bisa beberapa hari jika dengan jalur darat.

“Sebetulnya sudah agak terlambat pengerjaannya bandara itu menurut kami. Makanya, kami mendesak Angkasa Pura II untuk lebih cepat menyelesaikannya. Bandara itu sangat dibutuhkan," kata Christiandy.

Apalagi, dari sektor pertambangan dan perkebunan semuanya akan semakin berkembang. Industri akan semakin berkembang. Melalui bandara ini, sangat menolong mempermudah koordinasi investor dengan daerah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jokowi Tegaskan Freeport Sudah Milik RI, Bukan Amerika Serikat

Jokowi Tegaskan Freeport Sudah Milik RI, Bukan Amerika Serikat

Whats New
Astra Infra Group Bakal Diskon Tarif Tol Saat Lebaran 2024, Ini Bocoran Rutenya

Astra Infra Group Bakal Diskon Tarif Tol Saat Lebaran 2024, Ini Bocoran Rutenya

Whats New
Dampak Korupsi BUMN PT Timah: Alam Rusak, Negara Rugi Ratusan Triliun

Dampak Korupsi BUMN PT Timah: Alam Rusak, Negara Rugi Ratusan Triliun

Whats New
Cek, Ini Daftar Lowongan Kerja BUMN 2024 yang Masih Tersedia

Cek, Ini Daftar Lowongan Kerja BUMN 2024 yang Masih Tersedia

Whats New
Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 29 Maret 2024

Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 29 Maret 2024

Spend Smart
Kecelakaan Beruntun di GT Halim Diduga gara-gara Truk ODOL, Kemenhub Tunggu Investigasi KNKT

Kecelakaan Beruntun di GT Halim Diduga gara-gara Truk ODOL, Kemenhub Tunggu Investigasi KNKT

Whats New
Indef: Banjir Barang Impor Harga Murah Bukan Karena TikTok Shop, tapi...

Indef: Banjir Barang Impor Harga Murah Bukan Karena TikTok Shop, tapi...

Whats New
Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

Whats New
Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com