Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Muhammadiyah: Diskusi Kereta Cepat Jangan Hanya di Tingkat Elite

Kompas.com - 05/02/2016, 15:27 WIB
Ramanda Jahansyahtono

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Ketua PP Muhammadiyah, Busyro Muqoddas, berpandangan, masyarakat selama ini kurang dilibatkan dalam pengambilan setiap keputusan perihal proyek kereta cepat Jakarta-Bandung.

Selama ini, Muhammadiyah menilai, diskusi kereta cepat berada di tingkat elite sehingga masyarakat tidak merespons kebijakan ini.

"Kami tidak pernah baca MoU-nya seperti apa. Kalau proyeknya macet di tengah jalan seperti apa, kami tidak pernah tahu," ujar Busyro di Jakarta, Jumat (5/2/2016).

Busyro mengatakan, pemerintah terkesan terburu-buru saat mengambil keputusan soal kereta cepat.

Dampaknya, banyak hal penting yang tidak sempat dicermati oleh publik. Padahal, menurut dia, kebijakan soal kereta cepat ini akan berdampak langsung pada semua elemen sosial kemasyarakatan.

"Untuk proyek dengan dana Rp 78 triliun itu, publik punya hak untuk informasi. Jangan sampai tidak ada transparansi," pungkas dia.

Sebelumnya, langkah Presiden Joko Widodo melakukan groundbreaking atau upacara meresmikan proyek kereta cepat Jakarta-Bandung dinilai terburu-buru.

Setelah diresmikan, berbagai polemik justru muncul terkait proyek yang dikerjakan oleh konsorsium BUMN Indonesia dan China yang tergabung dalam PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC). (Baca: Giliran TNI AU dan BMKG Menyoal Kereta Cepat).

Polemik yang muncul, antara lain, izin pembangunan belum dikeluarkan oleh Kementerian Perhubungan.

Belakangan, diketahui pula, kereta api cepat Jakarta-Bandung menelan biaya jauh lebih mahal ketimbang proyek serupa di Iran. (Baca: Kereta Cepat RI Lebih Mahal dari Iran, Ini Tanggapan Dirut KCIC).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com