Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Soal Harga Gas, Keberpihakan ke Industri Dalam Negeri Masih Tipis

Kompas.com - 10/02/2016, 20:21 WIB
Aprillia Ika

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Untuk harga gas, keberpihakan untuk industri dalam negeri masih tipis. Sebab harga jual gas ke pengguna industri masih mahal.

"Misal gas dari Sumatera Utara harga awalnya 10 dollar AS per MMBTU, sampai ke user itu bisa 15 - 17 dollar AS per MMBTU," kata dia, dalam acara disuksi publik bertema "Pengembangan Infrastruktur Gas, Siapa yang Harus Memegang Kendali?" di Jakarta, Rabu (10/02/2016).

Untuk itu, pemerintah berupaya untuk membangun infrastruktur gas terutama pipa open access. Dalam road map infrastruktur gas pemerintah 2014-2030, pemerintah berencana membangun hingga 12.580 kilometer pipa open access.

Untuk pembangunan pipa dari Aceh, sepanjang Jawa hingga Balikpapan. Pembangunan hingga lima tahun. Dananya, kalau kurang ekonomis bisa dari APBN. Kalau ekonomis dari perusahaan terbuka.

"Kalau ada swasta yang mau ambil, silahkan saja. Misal PGN atau AKR, silahkan saja," kata dia.

Achmad Widjaja, Executive Committee Chairman Indonesia Gas Society, mengusulkan harga gas jadi 6 dollar AS per MMBTU.  

Menurut dia, industri berhak untuk meminta penurunan  harga gas sebab penurunan harga gas sebesar 2 dollar AS per MMBTU tercantum dalam Paket Kebijakan Ekonomi Tahap III di 2015 lalu. "Kami ingin tagih hal itu sebab sampai saat ini belum ada," kata dia.

Dia mengusulkan, misal untuk KKKS PT Pertamina EP untuk wilayah Jawa Barat dan Banten, harga gas turun jadi 6 dollar AS dari sebelumnya 6,95 dollar AS untuk pembeli PT Indo Raya Kimia dan PT Krakatau Steel. Sementara untuk PT Pupuk Kujang, dari 6,48 dollar AS.

"Kami ingin harga gas di 6 dollar AS untuk seluruh industri dari KKKS Jabar hingga Sumatera Selatan, tapi sepertinya PGN kekeuh di harga 10 dollar AS per MMBTU," kata dia.

Dia melanjutkan, PGN sebagai penyedia ingrastruktur pipanisasi yang sampai ke mulut industri harganya tidak tergoyangkan.

Sebelumnya, PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk (PGN) memberikan alasan mengapa harga gasnya tinggi, terutama di Medan.

Menurut pihak PGN, mahalnya harga gas untuk pelanggan industri di Medan, Sumatera Utara (Sumut) disebabkan harga beli gas dari PT Pertamina (Persero) sebagai pemasok sudah tinggi.

Selain itu, tingginya harga gas kepada pelanggan industri di Medan ini, di satu sisi merupakan akibat dari habisnya sumber gas dari sumur-sumur gas yang selama ini memasok gas ke PGN.
 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com