Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terkena Sentimen Perlambatan China, Harga Tanah Hong Kong Turun 70%

Kompas.com - 15/02/2016, 11:10 WIB
Aprillia Ika

Penulis

Sumber Bloomberg
HONG Kong, KOMPAS.com - Tanda-tanda terus terkoreksinya pasar properti di Hong Kong terus berlanjut.

Dalam sebuah tender, pemerintah Hong Kong menjual sebidang tanah di kawasan Tai Po dengan harga turun 70% per kaki persegi dibanding harga penjualan pada transaksi serupa di September 2015.

Dalam website Hong Kong Lands Department, tender yang ditutup pada 12 Februari lalu ini mencatatkan penjualan 405.756 kaki persegi atau 37.696 meter persegi seharga 274 juta dollar AS, atau sekitar 1.904 dollar Hong Kong per kaki persegi.

Pembelinya adalah Asia Metro Investment Ltd, anak usaha China Overseas Land & Investment Ltd.

Penurunan harga tanah terus berlanjut setelah harga rumah di Hong Kong turun 11 persen pasca mencapai puncak di September, seperti disebutkan dalam Centaline Property Centa-City Leading Index.

Di Januari 2016, penjualan rumah baru dan rumah seken mencapai titik terendah di level Centalite sejak perusahaan ini melakukan pencatatan data di 1991.

Sebelumnya, harga perumahan di Hong Kong naik 230 persen sejak 2003. Tapi per September 2015, terjadi koreksi harga akibat naiknya suplai rumah di China, sebagai dampak perlambatan ekonomi China.

Menurunnya harga rumah dan tanah di Hong Kong jadi sentimen negatif negara ini.

Berdasarkan data pemerintah Jong Kong per 13 Januari 2016, suplai rumah baru mencapai 97.100 unit, naik dari estimasi semula sejumlah 77.100 unit.  

Hong Kong tercatat sebagai pasar perumahan paling mahal dari 87 wilayah metropolitan di dunia, berdasarkan keterangan Demographia International Housing Affordability Survey, yang menggunakan data kuartal III 2015.

Harga rumah menengah di kawasan ini 19 kali lipat pendapatan tahunan sebelum pajak.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Bloomberg
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Astra Infra Group Bakal Diskon Tarif Tol Saat Lebaran 2024, Ini Bocoran Rutenya

Astra Infra Group Bakal Diskon Tarif Tol Saat Lebaran 2024, Ini Bocoran Rutenya

Whats New
Dampak Korupsi BUMN PT Timah: Alam Rusak, Negara Rugi Ratusan Triliun

Dampak Korupsi BUMN PT Timah: Alam Rusak, Negara Rugi Ratusan Triliun

Whats New
Cek, Ini Daftar Lowongan Kerja BUMN 2024 yang Masih Tersedia

Cek, Ini Daftar Lowongan Kerja BUMN 2024 yang Masih Tersedia

Whats New
Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 29 Maret 2024

Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 29 Maret 2024

Spend Smart
Kecelakaan Beruntun di GT Halim Diduga gara-gara Truk ODOL, Kemenhub Tunggu Investigasi KNKT

Kecelakaan Beruntun di GT Halim Diduga gara-gara Truk ODOL, Kemenhub Tunggu Investigasi KNKT

Whats New
Indef: Banjir Barang Impor Harga Murah Bukan Karena TikTok Shop, tapi...

Indef: Banjir Barang Impor Harga Murah Bukan Karena TikTok Shop, tapi...

Whats New
Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

Whats New
Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com