Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saham Eropa Terkoreksi Setelah Dua Minggu Menanjak

Kompas.com - 19/02/2016, 06:34 WIB
Aprillia Ika

Penulis

Sumber Reuters
LONDON, KOMPAS.com - Perdagangan saham di Eropa ditutup menurun pada Kamis (18/02/2016) waktu setempat atau Jumat dini hari di Indonesia.

Koreksi saham ini mengakhiri dua minggu kenaikan, yang didorong oleh saham teknologi. Namun, saham komoditas yang turun, terutama di sektor energi dan pertambangan, mendorong koreksi.

Indeks FTSErofirst 300 turun 0,1 persen ke level 1.293,92 pada penutupan bursa. Indeks mencapai 1.304,97 pada sesi sebelumnya, yang merupakan level tertinggi sejak 4 Februari 2016.

Pada perdagangan Rabu lalu, indeks FTSErofirst 300 naik 2,7 persen, akibat naiknya harga minyak. Namun, indeks turun seiring turunnya bursa AS di Wall Street, yang mengakhiri reli selama tiga hari.

Saham perusahaan minyak dan gas juga berakhir negatif setelah AS merilis data kenaikan pasokan minyak mentah, yang menyebabkan suplai minyak naik dan menekan kembali harga minyak.

Indeks FTSErofirst 300 sebenarnya naik 5 persen minggu ini, dan merupakan kenaikan terbesar sejak Januari 2015.

Pendorongnya, membaiknya haga minyak dan turunnya ketakutan akan perlambatan ekonomi global. Namun jika ditelisik setahun terakhir, indeks turun 10 persen.

Pada perdagangan Kamis, saham perusahaan teknologi naik 1,5 persen, dan merupakan kenaiakn indeks sektoral tertinggi, didorong oleh kenaikan saham Capgemini.

Capgemini, perusahaan teknologi informasi dari Perancis, mencatatkan kenaikan saham 4,4 persen setelah melaporkan kenaikan laba sebesar 2 persen dan memprediksi margin operasi lebih lebar di 2016.

Sementara di indeks STOXX Europe Basic 600 turun 1,1 persen pada perdagangan saham Kamis, setelah di Rabu sebelumnya naik 8 persen.

Separuh perusahaan yang tergabung di indeks ini mencatatkan ekspektasi di luar perkiraan untuk kinerjanya.

Data Thomson Reuters StarMine menunjukkan rata-rata kinerja perusahaan di kuartal IV turun 15 persen dibanding tahun sebelumnya.

Saham perusahaan makanan Nestle turun 3,7 persen setelah kinerjanya tidak memenuhi ekspektasi, perusahaan ini mengatakan kesulitan menaikkan harga jual di tengah perekonomian yang melambat.

"Margin keuntungan perusahaan dibawah tekanan karena perusahaan tidak bisa menaikkan harga, sementara produktivitas menurun," kata Koen De Leus, ekonom senior dari KBC di Brussels.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Reuters
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Whats New
KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

Whats New
Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Whats New
Jumlah Investor Kripto RI Capai 19 Juta, Pasar Kripto Nasional Dinilai Semakin Matang

Jumlah Investor Kripto RI Capai 19 Juta, Pasar Kripto Nasional Dinilai Semakin Matang

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com