Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

GWM Primer Turun, BCA Dapat Tambahan Likuiditas Rp 3 Triliun

Kompas.com - 19/02/2016, 09:45 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia (BI) pada Kamis (18/02/2016) memutuskan untuk menurunkan suku bunga acuan BI atau BI Rate menjadi 7 persen dan Giro Wajib Minimum (GWM) dalam rupiah sebesar 1 persen menjadi 6,5 persen.

Dengan diturunkannya GWM Primer tersebut, maka akan ada tambahan likuiditas sebesar Rp 34 triliun yang dapat digunakan untuk penyaluran pembiayaan.

Presiden Direktur PT Bank Central Asia Tbk Jahja Setiaatmadja menjelaskan, perseroan pun akan memperoleh tambahan likuiditas pasca diturunkannya GWM Primer dalam rupiah tersebut.

Jahja menuturkan, setidaknya ada tambahan likuditas sebesar Rp 3 triliun kepada BCA.

"Bagi BCA kelonggaran ini bisa menambah sekitar Rp 3 triliun likuiditas," jelas Jahja kepada wartawan di Jakarta, Kamis malam.

Jahja mengatakan, tambahan likuiditas tersebut dapat digunakan untuk mengganti likuiditas BCA dari deposito yang berkurang sekitar Rp 3 triliun. Pengurangan tersebut terjadi sejak Desember 2015 lalu.

Terkait dampaknya ke peningkatan kredit, Jahja menyatakan, bagi perseroan pertumbuhan kredit bukan karena masalah likuiditas.

Dia menuturkan, perlu diperhatikan kebutuhan nasabah ada atau tidak. "Dalam arti, kalau bisnis berkembang, kebutuhan kredit akan datang dengan sendirinya," imbuh dia.

BI menyatakan, penurunan GWM Primer dapat membantu mengerek pertumbuhan kredit pada tahun 2016 ini.

Deputi Gubernur BI Perry Warjiyo menjelaskan, tanpa penurunan GWM Primer, pertumbuhan kredit dapat meningkat dari 10 persen menjadi 12,5 persen pada akhir tahun 2016.

Namun, dengan penurunan tersebut, maka peningkatan penyaluran kredit dapat lebih kencang.

"Kalau ditambah dengan penurunan GWM Primer, maka pertumbuhan kredit bisa lebih tinggi menjadi 14 persen," tutur Perry. (Baca: Ini Alasan BI Turunkan BI Rate dan GWM Primer).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Earn Smart
7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

Whats New
'Regulatory Sandbox' Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

"Regulatory Sandbox" Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

Whats New
IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

Whats New
Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Whats New
Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Whats New
Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Whats New
Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Whats New
Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Whats New
Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Whats New
Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

BrandzView
Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Whats New
Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Whats New
Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Whats New
Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Spend Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com