Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ancaman "Brexit" Ganggu Sterling, Mata Uang Utama Lain Kalem

Kompas.com - 22/02/2016, 06:55 WIB
Aprillia Ika

Penulis

Sumber Reuters
SYDNEY, KOMPAS.com - Nimai mata uang sterling jatuh di Asia pada senin pagi (waktu setempat) seiring bertumbuhnya kekhawatiran keluarnya Inggrus dari Uni Eropa.

Kekhawatiran ini terjadi setelah Walikota London Boris Johnson mendukung upaya Inggris keluar dari Uni Eropa.

Di sisi lain, dollar AS, euro dan yen tidak terkoreksi dalam akibat upaya Inggris keluar dari Uni Eropa (Brexit) ini.

Mata uang pound turun 1 persen terhadap dollar AS, euro dan yen. Pada awal perdagangan Senin, pound turun di level 1.4235 dollar AS dari sebelumnya 1.4405 dollar AS.

Juga turun ke level 160,07 yen per Senin, dibanding 162,10 di akhir perdagangan Jumat.

Mata uang sterling sendiri menguat di Jumat, setelah pimpinan Uni Eropa mengumumkan akan menyiapkan paket untuk memastikan Inggris tetap masuk sebagai salah satu dari 28 anggota Uni Eropa.

Tapi, pada hari Minggu lalu, walikota Johnson mengatakan bahwa Perdana Menteri David Cameron gagal untuk memberikan reformasi fundamental pada kesepakatan dengan Uni Eropa tersebut.

Hal itu mendorongnya untuk mendukung aksi Inggris keluar dari Uni Eropa. Sikapnya ini akan memicu referendum keluarnya Inggris dari blok kawasan inipada Juni mendatang.

"Ketidakpastian politik di Inggris pada saat referendum bisa memberatkan mata uang sterling," kata Elias Haddad, analis mata uang di Commonwealth Bank.

Dollar AS Naik

Sementara itu, mata uang utama dunia tidak terlalu terpengaruh faktor "Brexit" ini. Dollar AS menyentuh level 112,50 yen, atau 124,97 euro. Euro melemah terhadap dollar, yakni di level 1.1112 dollar AS.

Kenaikan dollar didorong oleh data ekonomi di Jumat yang menunjukkan inflasi harga konsumen di januari yang merupakan angka tertinggi sejak 4,5 tahun terakhir.

Hal itu menunjukkan dukungan akan kenaikan suku bunga yang diprediksi akans egera dilakukan oleh Federal Reserve, bank sentral AS.

Sayangnya, pasar tetap skeptis, karena perlambatan perekonomian global dan turbulensi pasar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Reuters
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

BCA Finance Buka Lowongan Kerja untuk D3-S1 Semua Jurusan, Cek Syaratnya

BCA Finance Buka Lowongan Kerja untuk D3-S1 Semua Jurusan, Cek Syaratnya

Work Smart
Pemerintah Sebut Tarif Listrik Seharusnya Naik pada April hingga Juni 2024

Pemerintah Sebut Tarif Listrik Seharusnya Naik pada April hingga Juni 2024

Whats New
Jasa Marga: 109.445 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek Selama Libur Panjang Paskah 2024

Jasa Marga: 109.445 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek Selama Libur Panjang Paskah 2024

Whats New
Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Earn Smart
7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

Whats New
'Regulatory Sandbox' Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

"Regulatory Sandbox" Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

Whats New
IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

Whats New
Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Whats New
Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Whats New
Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Whats New
Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Whats New
Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Whats New
Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Whats New
Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

BrandzView
Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com