Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saatnya Bangga dengan Kopi Negeri Sendiri

Kompas.com - 22/02/2016, 17:51 WIB
Reza Pahlevi

Penulis


KOMPAS.com
– Tak hanya keindahan alam Indonesia yang tersohor di dunia. Kopi asal Nusantara pun kini menjadi sorotan. Indonesia patut bangga ditetapkan sebagai Official Portrait Country di pameran Specialty Coffee Association of America 2016 yang berlangsung di Atlanta, Georgia, Amerika Serikat.

Di dalam negeri, kekayaan varian kopi Indonesia juga memicu kemunculan beragam usaha berbasis kopi. Banyak kedai kopi bermunculan, baik bermerek lokal maupun dari luar.

Sayangnya, tak semua kedai itu menuai sukses sama. Kecuali punya nama yang sudah besar atau memiliki cara unik dalam racikan dan penyajian kopinya, mendulang sukses bukan mustahil.

"Kopi Indonesia yang di luar terkenal kenikmatannya, di sini (di dalam negeri) masih tak selalu laku," tutur Landitto, pemilik kedai 'Ngopi Yuk' di kawasan Kebayoran Lama, Jakarta, Rabu (17/2/2016).

"Kami sampai membuat paket promo bayar berapa saja, untuk bisa mengenalkan (minuman) kopi asli Indonesia," ujarnya.

Landitto mengatakan, setelah ada promo tersebut barulah banyak pengunjung kedainya memesan kopi-kopi spesial. Pengunjung yang biasanya memilih "ngopi" ke kedai kopi waralaba internasional juga mulai datang ke tempatnya.

Toh, kendati strategi sudah tepat untuk menggaet pengunjung dan pembeli minuman kopi di kedainya, lanjut Landitto, tantangan pengusaha lokal juga belum selesai. Tantangan berikutnya adalah modal.

Tak hanya untuk bahan baku. Modal lumayan besar juga diperlukan untuk promosi pada awal usaha kedai mulai bergulir.

Landitto berharap, Pemerintah terus mengucurkan bantuan modal untuk usaha kecil seperti miliknya ini. Menurut dia, perlu juga ada wadah bagi pelaku usaha semacam miliknya untuk bisa saling bertukar informasi dan berbagi edukasi terkait kopi.

Namun, kata Landitto, sekarang ini dia sudah lebih mudah mendapatkan bahan baku kopi. Jalur pemasoknya sudah terbangun.

Soal promosi, kehadiran media sosial juga membantunya meskipun tetap butuh bermacam program promosi. Salah satunya "minum kopi bayar berapa pun" di kedainya untuk menggaet pembeli. Ya, bayar sesuka-sukanya pengunjung.

Petani kopi

Tantangan penggarapan industri kopi juga menghadang para petani. Tak hanya soal kapasitas produksi, kualitas juga masih jadi persoalan. Di sisi lain, penghasilan petani ujung-ujungnya juga belum secerah potensi yang terkandung dalam kopi Nusantara.

Wakil Presiden Jusuf Kalla dalam rapat pengembangan kopi nasional di Lampung, Sabtu (12/2/2016), memaparkan, produksi kopi Indonesia dalam lima tahun terakhir masih stagnan. Bahkan, sebut Kalla, produksi tersebut baru separuh Vietnam, dan jauh dari Brasil yang menghasilkan 2,9 juta ton kopi pada 2015.

Saat ini, produksi kopi nasional ada di kisaran 600.000 ton per tahun. Menurut Kalla, mendongkrak produksi kopi Indonesia butuh usaha dan pembenahan dari hulu ke hilir yang melibatkan kerja sama antara pemerintah dan petani. Lambat laun, kesadaran soal perlunya peningkatan kualitas dan produktivitas kopi juga sudah muncul dari petani.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ratusan Sapi Impor Asal Australia Mati Saat Menuju RI, Badan Karantina Duga gara-gara Penyakit Botulisme

Ratusan Sapi Impor Asal Australia Mati Saat Menuju RI, Badan Karantina Duga gara-gara Penyakit Botulisme

Whats New
Watsons Buka 3 Gerai di Medan dan Batam, Ada Diskon hingga 50 Persen

Watsons Buka 3 Gerai di Medan dan Batam, Ada Diskon hingga 50 Persen

Spend Smart
Utang Pemerintah Kian Bengkak, Per Februari Tembus Rp 8.319,22 Triliun

Utang Pemerintah Kian Bengkak, Per Februari Tembus Rp 8.319,22 Triliun

Whats New
Heran Jasa Tukar Uang Pinggir Jalan Mulai Menjamur, BI Malang: Kurang Paham Mereka Dapat Uang Dari Mana...

Heran Jasa Tukar Uang Pinggir Jalan Mulai Menjamur, BI Malang: Kurang Paham Mereka Dapat Uang Dari Mana...

Whats New
Dongkrak Performa, KAI Logistik Hadirkan Layanan 'Open Side Container'

Dongkrak Performa, KAI Logistik Hadirkan Layanan "Open Side Container"

Whats New
Sumbangan Sektor Manufaktur ke PDB 2023 Besar, Indonesia Disebut Tidak Alami Deindustrialisasi

Sumbangan Sektor Manufaktur ke PDB 2023 Besar, Indonesia Disebut Tidak Alami Deindustrialisasi

Whats New
Harga Bahan Pokok Jumat 29 Maret 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

Harga Bahan Pokok Jumat 29 Maret 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

Whats New
Modal Asing Kembali Cabut dari RI, Pekan Ini Nilainya Rp 1,36 Triliun

Modal Asing Kembali Cabut dari RI, Pekan Ini Nilainya Rp 1,36 Triliun

Whats New
Kerap Kecelakaan di Perlintasan Sebidang, 5 Lokomotif KA Ringsek Sepanjang 2023

Kerap Kecelakaan di Perlintasan Sebidang, 5 Lokomotif KA Ringsek Sepanjang 2023

Whats New
Kemenag Pastikan Guru PAI Dapat THR, Ini Infonya

Kemenag Pastikan Guru PAI Dapat THR, Ini Infonya

Whats New
Harga Emas Antam Meroket Rp 27.000 Per Gram Jelang Libur Paskah

Harga Emas Antam Meroket Rp 27.000 Per Gram Jelang Libur Paskah

Whats New
Kapan Seleksi CPNS 2024 Dibuka?

Kapan Seleksi CPNS 2024 Dibuka?

Whats New
Info Pangan 29 Maret 2024, Harga Beras dan Daging Ayam Turun

Info Pangan 29 Maret 2024, Harga Beras dan Daging Ayam Turun

Whats New
Antisipasi Mudik Lebaran 2024, Kemenhub Minta KA Feeder Whoosh Ditambah

Antisipasi Mudik Lebaran 2024, Kemenhub Minta KA Feeder Whoosh Ditambah

Whats New
Jokowi Tegaskan Freeport Sudah Milik RI, Bukan Amerika Serikat

Jokowi Tegaskan Freeport Sudah Milik RI, Bukan Amerika Serikat

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com