Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bos Pertamina Bilang "Sponsorship" untuk Rio Haryanto Termasuk Kecil

Kompas.com - 22/02/2016, 22:07 WIB
Estu Suryowati

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com – BUMN energi PT Pertamina (Persero) memantapkan langkah untuk meningkatkan kesadaran pasar global akan brand Pertamina, salah satunya dengan strategi marketing melalui pendanaan pebalap nasional Rio Haryanto unjuk gigi di ajang Formula-1.

Kendati kocek yang dikeluarkan mencapai 5 juta euro atau setara Rp 75 miliar, tetapi Direktur Utama Pertamina Dwi Soetjipto menuturkan, sebetulnya angka tersebut untuk sebuah dukungan olahraga masih tergolong kecil.

“Sebenarnya kalau dibandingkan Petronas yang (mengeluarkan sponsorship) hingga Rp 567 miliar, memang ini kecil sekali,” ucap Dwi dalam Rapat Dengar Pendapat di Komisi VI DPR RI, Jakarta, Senin (22/2/2016).

Dwi menjelaskan, keikutsertaan Rio di F1 juga menjadi alat promosi bagi Indonesia di kancah internasional.

Vice President Corporate Communication Pertamina Wianda Pusponegoro memastikan sumber pendanaan untuk Rio berasal dari kas perusahaan.

Tiap tahun Pertamina mengalokasikan dana sponsorship, di mana mayoritas untuk menunjang dunia olahraga.

Wianda menambahkan, selain otomotif, Pertamina juga mendukung cabang olahraga lain seperti tenis.

“Memang Rio ini, kita sudah alokasikan sejak 2010. Nilainya macam-macam, mulai 1,1 juta euro, tergantung kebutuhannya untuk masuk ke GP2 atau GP3. Karena kita sebagai entitas bisnis kan juga mendapatkan pendapatan, keuntungan dan laba, dan sebagainya. Jadi pendanaan untuk Rio itu dari hasil operasi kita,” kata Wianda kepada wartawan seusai rapat.

Sementara itu, ketika ditanya kenapa dana sebesar Rp 75 miliar itu tidak diperuntukkan pembangunan kilang minyak, Wianda menuturkan, perseroan pun telah mengalokasikan anggaran lain untuk pembangunan kilang.

Pertamina memiliki program peningkatan kapasitas kilang (upgrading) di empat kilang lawas, yakni di Cilacap, Balikpapan, Balongan, dan Dumai.

Adapun dua kilang baru (NGRR) yang akan dibangun adalah kilang di Tuban dan Bontang.

“Tentu kalau bangun kilang, ada juga alokasinya. Kalau buat Rio, saya konfiden, dan Pertamina komit. Kenapa? Karena ini kesempatan kita untuk bisa masuk ajang F1. Kenapa? Semua orang mau masuk ke ajang F1. Punya uang, tapi enggak punya atlet yang bisa masuk lulus tes,” ucap Wianda.

Sementara itu, Wianda mengatakan, pemuda berusia 23 tahun tersebut adalah orang satu-satunya yang lulus tes, bukan hanya Indonesia, tapi juga untuk Asia.

Wianda menambahkan, dukungan Pertamina untuk Rio sejak 2010 berbuah manis. Berbagai gelar juara disabet untuk GP 2 series dan GP 3 series. Dia bilang, prestasi ini menunjukkan bahwa Rio memang layak melaju ke F1.

“Jadi kita konfiden. Kita itu malah takut kalau kita tidak buru-buru support dia kemarin, dia bisa gagal masuk F1 hanya karena dana, kita menyesal,” imbuh dia.

Sementara itu, menanggapi pertanyaan dari anggota parlemen akan output yang diperoleh Pertamina dengan memberikan sponsorship ke Rio, Wianda memastikan sudah enam tahun terakhir ini brand awareness korporat keseluruhan meningkat.

Awareness meningkat dari 90 menjadi 95,3. Kita survei itu setiap tahun. Jadi, kita tidak mungkin mengeluarkan dana kalau kita tidak paham effect publikasi yang kita capai,” ujar Wianda.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Whats New
[POPULER MONEY] Sri Mulyani 'Ramal' Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

[POPULER MONEY] Sri Mulyani "Ramal" Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

Whats New
Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Spend Smart
Perlunya Mitigasi Saat Rupiah 'Undervalued'

Perlunya Mitigasi Saat Rupiah "Undervalued"

Whats New
Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Whats New
Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Whats New
Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Whats New
Apa Itu Reksadana Terproteksi? Ini Pengertian, Karakteristik, dan Risikonya

Apa Itu Reksadana Terproteksi? Ini Pengertian, Karakteristik, dan Risikonya

Work Smart
Cara Transfer BNI ke BRI lewat ATM dan Mobile Banking

Cara Transfer BNI ke BRI lewat ATM dan Mobile Banking

Spend Smart
Suku Bunga Acuan Naik, Apa Dampaknya ke Industri Multifinance?

Suku Bunga Acuan Naik, Apa Dampaknya ke Industri Multifinance?

Whats New
Aturan Impor Produk Elektronik Dinilai Bisa Perkuat Industri Dalam Negeri

Aturan Impor Produk Elektronik Dinilai Bisa Perkuat Industri Dalam Negeri

Whats New
Cara Beli Pulsa melalui myBCA

Cara Beli Pulsa melalui myBCA

Spend Smart
Lima Emiten yang Akan Bayar Dividen Pekan Depan

Lima Emiten yang Akan Bayar Dividen Pekan Depan

Whats New
Pemerintah Dinilai Perlu Buat Formula Baru Kenaikan Tarif Cukai Rokok

Pemerintah Dinilai Perlu Buat Formula Baru Kenaikan Tarif Cukai Rokok

Whats New
5 Cara Beli Emas di Pegadaian, Bisa Tunai dan Nyicil

5 Cara Beli Emas di Pegadaian, Bisa Tunai dan Nyicil

Spend Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com