Dalam laporan keuangan perseroan yang dipublikasikan hari ini, Selasa (23/2/2016) perseroan pada akhir 2015 mencatatkan laba bersih sebesar Rp 4,52 triliun. Jumlah itu lebih rendah dari tahun sebelumnya Rp 5,56 triliun.
Pendapatan perseroan sepanjang 2015 relatif stagnan di Rp 26,95 triliun dari akhir 2014 sebesar Rp 26,99 triliun. Di sisi lain, beban pokok pendapatan naik sebesar 5,8 persen dari Rp 15,4 triliun menjadi Rp 16,3 triliun.
Kondisi perekonomian nasional yang masih lesu menjadi salah satu penyebab melemahnya kinerja perseroan sepanjang tahun lalu.
Sebelumnya pada akhir kuartal III-2015, laba bersih perseroan turun 21,6 persen.
Direktur Utama Semen Indonesia, Suparni sebelumnya menyatakan, faktor lain yang juga menyebabkan penurunan kinerja adalah kenaikan tarif listrik, kenaikan harga distribusi serta fluktuasi nilai tukar.
Ke depan, emiten berkode SMGR ini akan terus menggenjot ekspor semen pada tahun 2017 mendatang.
Rencana ekspor ini seiring dengan rampungnya dua pabrik semen, yakni Indarung VI di Sumatera Barat dan di Rembang, Jawa Tengah pada kuartal III tahun 2016 mendatang.
Masing-masing pabrik baru memiliki kapasitas 3 juta ton. Dua pabrik tersebut akan memberikan tambahan kapasitas mencapai 6 juta ton.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.