Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengusaha Jawa Tengah Siap Pekerjakan PSK Eks Kalijodo

Kompas.com - 26/02/2016, 14:59 WIB
Kontributor Ungaran, Syahrul Munir

Penulis

SEMARANG, KOMPAS.com — Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Jawa Tengah, Frans Kongi, mengaku belum ada koordinasi antara kalangan pengusaha dan Gubernur Jawa Tengah terkait gagasan menampung dan mempekerjakan para PSK eks Kalijodo ke sejumlah perusahaan garmen di Jawa Tengah. 

Meski demikian, pihaknya mengapresiasi gagasan Gubernur Jawa Tengah tersebut karena tidak menutup kemungkinan di antara para PSK eks Kalijodo terdapat warga Jawa Tengah. 

"Kalau koordinasi belum, ya. Gubernur kita ini pasti memikirkan mungkin (PSK eks Kalijodo) ada warga Jawa Tengah. Kami pasti welcome," kata Frans saat dihubungi pada Jumat (26/2/2016) siang. 

Menurut Frans, perusahaan harus menunjukkan kepedulian di bidang sosial, salah satunya dengan menampung para penyandang masalah sosial yang ada di tengah masyarakat sepanjang memenuhi kebutuhan dunia industri.

Selanjutnya, pemerintah berkewajiban untuk membekali para PSK eks Kalijodo yang akan disalurkan ke sejumlah perusahaan garmen di Jawa Tengah ini dengan keterampilan yang memadai. 

"Kita menyambut gembira, tetapi tentunya harus dilatih dulu. Kita punya, kan, pelatihan menjahit garmen di Tambak Aji (Semarang). Peluangnya masih terbuka. Kita butuhnya banyak. Ada perusahaan alas kaki atau tekstil misalnya," imbuhnya. 

Sementara itu, salah satu perusahaan tekstil terbesar di Jawa Tengah, PT Apac Inti Corpora (AIC), memastikan tidak ambil bagian dalam gagasan menampung dan mempekerjakan PSK eks Kalijodo tersebut karena saat ini tidak sedang membutuhkan penambahan karyawan. 

"Kalau Apac sementara tidak menerima karyawan," kata Public Relation and Legal PT AIC, Agung Wahono. 

Terlepas dari itu, menurut Agung Wahono, yang juga Wakil Ketua Apindo Jawa Tengah bidang advokasi, para PSK eks Kalijodo yang akan dipekerjakan di perusahaan garmen di Jawa Tengah harus dibekali dengan keterampilan teknis atau hard skill, ataupun keterampilan dalam berhubungan dengan orang lain atau soft skill

Dengan demikian, ada penyetaran ilmu dan kemampuan antara PSK eks Kalijodo tersebut dan pekerja yang sudah mapan. 

"Kita bukan masalah dari Kalijodo atau bukan. Akan tetapi, harus ada training, ada matrikulasi dulu sebelum masuk dunia usaha. Kalau di garmen, dilatih menjahit atau mengoperasikan mesin tekstil," kata Agung. 

Selain keterampilan, lanjutnya, yang tidak kalah penting adalah mengubah paradigma para PSK dari pola hidup hedonis menjadi pola hidup sesuai norma yang ada di masyarakat pada umumnya. 

"Yang penting, gaya hidup bebas itu yang diubah. Dulu mungkin dikenal suka pesta, di-review lagi dengan melibatkan psikolog," ujarnya. 

Sebelumnya diberitakan, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo langsung menindaklanjuti usulan Menteri Sosial agar para PSK yang beroperasi di Kalijodo, Jakarta, dipindahkan atau bekerja di pabrik garmen di Jawa Tengah. 

Ganjar mengaku tak masalah jika para PSK tersebut bekerja di Jawa Tengah (Jateng). 

Mereka akan diterima jika sudah diberikan pelatihan kerja sebelum pemindahan. 

"Enggak apa-apa. Yang penting mereka (PSK) dilatih dulu. Siapa pun boleh bekerja, jadi sama saja," ujar Ganjar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com