Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

“The Revenant” dan Fakta Kenisbian Uang

Kompas.com - 02/03/2016, 21:52 WIB
Palupi Annisa Auliani

Penulis

KOMPAS.com -  “Dengan 300 dollar AS, kita bisa membeli sebidang tanah di Texas, punya rumah di sana, hidup nyaman. Kalau mereka juga menyerahkan honornya, saya terima tawaran ini untuk 300 dollar AS. Saya sudah kehilangan penghasilan dari kulit (binatang) yang hilang.

Dua kalimat ini adalah parafrase sepenggal pernyataan John Fitzgerald, tokoh antagonis dalam film The Revenant. Bertutur tentang serombongan pencari kulit binatang, film ini memenangi Oscar 2016 untuk kategori aktor terbaik, sinematografi, dan sutradara terbaik.

Terlepas dari kisah dan pencapaian film itu dalam Oscar, The Revenant “tanpa sengaja” mengungkap fakta bahkan mata uang dollar AS yang kini merajai dunia juga sudah tak seberharga dulu. The Revenant dibuat memakai seting waktu abad ke-19, tepatnya 1820-an.

Dari penggalan pernyataan Fitzgerald—yang semula ditawari honor 70 dollar AS untuk menjaga Hugh Glass, tokoh utama cerita, yang sedang terluka—di atas, tergambar betapa berharganya nilai 300 dollar AS. Mari kita berhitung.

Memakai kurs sekarang, nilai 300 dollar AS setara Rp 4.010.000, merujuk pada kurs tengah Bank Indonesia per 1 Maret 2016 di level Rp 13.367 per dollar AS. Apakah harga itu sekarang bisa mendapatkan sebidang tanah untuk setidaknya mendirikan sebuah rumah, di Texas, Amerika Serikat?

WalletHub, konsultan keuangan di Negara Paman Sam, memberikan jawabannya. Riset lembaga ini pada April 2015 di 50 negara bagian District Columbia mendapati, rata-rata penduduk Texas selama setahun harus membayar pajak properti senilai 3.327 dollar AS.

Riset yang sama menyebutkan, angka pajak properti di Texas tersebut merupakan yang tertinggi secara nasional. Rata-rata orang Amerika pada tahun itu membayar pajak properti 1.238 dollar AS. Itu baru pajaknya, belum harga propertinya. Terbayang perubahan nilai untuk sebuah rumah di sebidang tanah di Texas?

Evolusi Moneter

Sengaja ataupun tidak, The Revenant—disebut terinspirasi dari kisah nyata tentang sosok Glass—telah membuka tabir evolusi sistem moneter global. Dulu, Amerika menggunakan rujukan emas untuk penentuan nilai tukar mata uangnya, seperti halnya di banyak sistem masyarakat yang tercatat dalam sejarah.

THINKSTOCK Ilustrasi

Di Amerika, penggunaan emas—yang upaya mendapatkannya pun memiliki kisah panjang—selesai pada 1944. Keputusan berakhirnya sistem kurs merujuk emas itu diambil dalam pertemuan yang dihadiri 700-an utusan 44 negara, di Bretton Woods, Hamphshire, Amerika Serikat, pada Juli 1944. Era kurs tetap (fixed exchange rate) terhadap dollar AS pun usai.

Merujuk lokasi pertemuan, acuan ketentuan baru untuk kurs yang berlaku disebut sebagai sistem Bretton Woods. Salah satu konsekuensinya, Amerika memberikan kelonggaran bagi negara lain untuk menentukan nilai tukar mata uangnya (kurs) terhadap dollar AS, dikenal sebagai kebijakan managed floating exchange rate.

Pertemuan yang sama merupakan tonggak kelahiran Dana Moneter Internasional (IMF), Bank Dunia, dan Organisasi Perdagangan Dunia (WTO). Namun, sistem itu juga tak berumur panjang dan usai pada 1971, seperti dikutip dari buku IMF dan Stabilitas Keuangan Internasional terbitan Elex  Media Komputindo.

Berakhirnya sistem Bretton Woods memunculkan kesepakatan kurs mengambang (floating exchange rate) di banyak negara, termasuk akhirnya Indonesia meski tak serta merta.  Hasilnya, sekarang kurs mata uang sangat beragam, dan nilainya pun bisa sangat berbeda sekalipun untuk barang yang sama.

Merujuk teori paritas daya beli (purchasing power parity atau PPP), misalnya, satu hamburger di Amerika seharusnya berharga sama dengan di Indonesia atau Zimbabwe. Faktanya tidak demikian.

Situs web eater.com edisi 17 April 2015 mengulas, harga rata-rata setangkup hamburger di 15 kota di Amerika adalah 6,24 dollar AS (Philadelphia) hingga 9,52 dollar AS (New York).  Di Indonesia, harga rata-rata terendah hamburger di Amerika itu sudah cukup untuk mendapatkan hamburger paling mahal di gerai franchise terkenal.

Belajar dari film

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com