Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Imbal Hasil Reksa Dana Pendapatan Tetap Kian Mantap

Kompas.com - 03/03/2016, 09:03 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Kinerja reksadana pendapatan tetap cukup cerah sepanjang Februari 2016.

Data Infovesta Utama menunjukkan, indeks rata-rata imbal hasil reksadana pendapatan tetap yang tercermin pada Infovesta Fixed Income Fund Index mencapai 0,61 persen.

Kinerja produk Nikko Indah Nusantara Dua paling unggul dengan return 1,83 persen dari bulan sebelumnya (month on month/mom).

Berikutnya, MNC Dana Likuid kelolaan mencetak imbal hasil 1,76 persen (mom). Menilik fund fact sheet per Januari 2016, dana kelolaan MNC Dana Likuid parkir pada efek obligasi korporasi 73,56 persen, obligasi pemerintah 18,17 persen, serta arus kas atau deposito 8,28 persen.

Analis Infovesta Utama Beben Feri Wibowo menjelaskan, kinerja reksadana pendapatan tetap sepanjang Februari 2016 ditopang pasar obligasi yang kondusif.

Ini tercermin pada Infovesta Government Bond Index serta Infovesta Corporate Bond Index yang masing-masing naik 1,03 persen.

Pemangkasan suku bunga acuan sejak awal tahun ikut membantu pasar obligasi domestik. Apalagi, pergerakan rupiah relatif stabil di Februari.

"Ini menjadi cerminan bagi investor, kondisi ekonomi makro masih mendukung kinerja SUN menjadi lebih baik," terangnya.

Lilis Setiadi, Presiden Direktur Batavia Prosperindo Aset Manajemen, menilai, di paruh pertama tahun 2016, kondisi pasar surat utang Indonesia lebih kondusif ketimbang bursa saham domestik.

Ruang pemangkasan BI rate menjadi katalis positif. Plus, inflasi terkendali, Januari di 0,51 persen dan deflasi 0,09 persen di Februari 2016.

Dengan tren penurunan suku bunga dan yield SUN, investor berpeluang meraih kenaikan harga (capital gain) obligasi, yang berimbas positif pada produk reksadana pendapatan tetap.

"Sepanjang tahun 2016 saya prediksi, return reksadana pendapatan tetap di 8 persen hingga 10 persen," ujarnya.

Direktur Investasi Sucorinvest Asset Management Jemmy Paul Wawointana meramal, return reksadana pendapatan tetap akan mencapai 12,5 persen sepanjang tahun 2016. Ia yakin, BI kembali memotong suku bunga.

"Penurunan BI rate mungkin mendongkrak kenaikan harga obligasi 5 persen - 10 persen," prediksinya. (Maggie Quesada Sukiwan)

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber KONTAN
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dampak Korupsi BUMN PT Timah: Alam Rusak, Negara Rugi Ratusan Triliun

Dampak Korupsi BUMN PT Timah: Alam Rusak, Negara Rugi Ratusan Triliun

Whats New
Cek, Ini Daftar Lowongan Kerja BUMN 2024 yang Masih Tersedia

Cek, Ini Daftar Lowongan Kerja BUMN 2024 yang Masih Tersedia

Whats New
Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 29 Maret 2024

Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 29 Maret 2024

Spend Smart
Kecelakaan Beruntun di GT Halim Diduga gara-gara Truk ODOL, Kemenhub Tunggu Investigasi KNKT

Kecelakaan Beruntun di GT Halim Diduga gara-gara Truk ODOL, Kemenhub Tunggu Investigasi KNKT

Whats New
Indef: Banjir Barang Impor Harga Murah Bukan Karena TikTok Shop, tapi...

Indef: Banjir Barang Impor Harga Murah Bukan Karena TikTok Shop, tapi...

Whats New
Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

Whats New
Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com