“Di tahun 2015, kami mengambil sejumlah langkah untuk meningkatkan produktivitas yang telah menunjukkan hasilnya dan akan membantu kami dalam meningkatkan pendapatan Danamon di tahun 2016 dan seterusnya,” ujar Sng Seow Wah, Direktur Utama Bank Danamon dalam keterangan resmi, Kamis (3/3/2016).
Perseroan menyatakan, melorotnya laba di tahun 2015 disebabkan meningkatnya cadangan kerugian penurunan nilai (CKPN).
Pada tahun 2015, CKPN Bank Danamon meningkat 30 persen secara tahunan seiring melonjaknya kredit bermasalah (non performing loan/NPL).
Adapun dari sisi kredit, secara keseluruhan terjadi penurunan sebesar 7 persen menjadi Rp 129,4 triliun di tahun 2015.
Pada tahun 2014, penyaluran kredit perseroan mencapai Rp 139,1 triliun.
"Rasio kredit bermasalah (gross nonperforming loans) berada pada level 3 persen," kata Vera Eve Lim, Chief Financial Officer Bank Danamon menambahkan.
Sementara itu, rasio kredit terhadap total pendanaan (loan to funding ratio/LFR) berada pada posisi 87,5 persen.
LFR Danamon masih di bawah batas yang ditetapkan Bank Indonesia yaitu 94 persen.
Rasio kecukupan modal (capital adequacy ratio/CAR) Bank Danamon secara konsolidasi berada pada posisi 19,7 persen, sementara CAR untuk bank sendiri berada pada 20,8 persen.