Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pertamina Diminta Presiden Borong Minyak, tetapi Bingung Menyimpannya

Kompas.com - 04/03/2016, 11:29 WIB
Yoga Sukmana

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Pertamina sudah menyanggupi instruksi Presiden Joko Widodo untuk memborong sebanyak-banyaknya minyak mentah dari pasar dunia. Namun, kesanggupan itu diragukan.

"Kalau enggak ada tempat menyimpannya bagaimana? Lah, sekarang harga minyak dunia murah, kita beli, nyimpannya di mana?" ujar Wakil Ketua Komisi VII DPR RI Mulyadi di Gedung Nusantara I DPR, Jakarta, Kamis (3/3/2016) malam.

Ia menilai instruksi Presiden Joko Widodo untuk memborong minyak mentah dunia memiliki tujuan yang baik. Penambahan impor minyak bisa membuat cadangan bahan bakar minyak (BBM) semakin meningkat.

Namun, tutur Mulyadi, instruksi Presiden itu harus juga melihat kesiapan teknis Pertamina. Faktanya, kapasitas kilang-kilang Pertamina masih terbatas.

Direktur Pemasaran dan Niaga Pertamina Ahmad Bambang mengakui keterbatasan kilang penyimpanan yang dimiliki BUMN migas itu. Oleh karena itu, Pertamina sedang memutar otak mencari tempat untuk menyimpan minyak hasil borongan sesuai instruksi Presiden Jokowi.

"Sebelum kami punya storage, atau di luar negeri dapat untuk menyewa, paling gampang kan ditaruh di tanker (kapal) besar," kata Ahmad.

Berdasarkan data Pertamina, BUMN Migas itu memiliki enam kilang dengan total kapasitas total sekitar 1 juta barrel. Kapasitas kilang Pertamina itu bisa menyimpan stok minyak hingga 30 hari.

Keenam kilang milik Pertamina itu yakni UP II Dumai dengan kapasitas 170 MBSD (million barrel steam per day), UP III Plaju berkapasitas 133,7 MBSD, UP IV Cilacap berkapasitas 348 MBSD, UP V Balikpapan berkapasitas 260 MBSD, UP VI Balongan berkapasitas 125 MBSD, dan UP VII Kasim berkapasitas 10 MBSD.

Saat ini kilang Pertamina baru mampu mereproduksi BBM sekitar 850.000 barrel per hari. Sementara kebutuhan BBM per hari sudah mencapai 1,5 juta barrel per hari. Untuk memenuhi kebutuhan itu, Pertamina terpaksa harus mengimpor BBM.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com