Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Fitch: Bunga Pinjaman "Single-Digit" Untungkan Bisnis

Kompas.com - 08/03/2016, 15:03 WIB
Aprillia Ika

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Lembaga pemeringkat Fitch Ratings berpendapat tujuan pemerintah Indonesia untuk menurunkan suku bunga pinjaman menjadi single digit akan memberikan keuntungan bagi banyak bisnis.

Walaupun, perbankan mungkin akan beroperasi dengan marjin bunga bersih atau net interest margin (NIM) yang lebih tipis.

Selain itu, Fitch mengatakan bahwa masih ada ketidakpastian apakah penurunan suku bunga pinjaman tersebiut akan berlanjut atau tidak.

Sebelumnya, Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Bank Indonesia (BI) dan pemerintah mengumumkan bahwa mereka akan membentuk tim khusus.

Tim ini akan mengkoordinasikan upaya untuk menurunkan ongkos pinjaman, yang mereka harapkan akan menstimulus pertumbuhan ekonomi.

Dengan demikian, suku bunga pinjaman akan turun ke level single digit pada akhir 2016.

Fitch mempercayai, secara umum, penurunan suku bunga pinjaman akan mereduksi ongkos kredit pinjaman bagi bisnis, yang kemudian dapat meningkatkan sisi kompetitif entitas bisnis di Indonesia dibanding pelaku bisnis global.

Sebagai tambahan, beberapa sektor seperti properti, pabrik mobil, dan barang-barang konsumer akan mendapatkan keuntungan seiring membaiknya daya beli masyarakat.

Bank dan institusi perbankan lain, kemudian akan menikmati pertumbuhan pinjaman walaupun NIM mereka sempit.

Saat ini, NIM sektor perbankan Indonesia sebesar 5,4 persen merupakan NIM terbesar di Asia Tenggara.

Marjin lebar jadi kunci kekuatan beberapa bank besar di Indonesia, dan kegiatan apapun yang membuat marjin turun dipandang negatif melalui perspektif rating perbankan.

Fitch mengekspektasi BUMN perbankan akan memimpin inisiatif untuk menurunkan NIM secara bertahap untuk mendukung kebijakan suku bunga pinjaman dari Otoritas dan pemerintah.

Saat ini, faktot tingginya bunga pinjaman sering disebut sebagai salah satu faktor yang melemahkan kemampuan perusahaan Indonesia untuk berkompetisi di ranah global, serta jadi hambatan perekonomian nasional.

Sebagai contoh, di kuartal IV 2015, rata-rata suku bunga investasi, pinjaman modal kerja dan kredit konsumsi masing-masing 12,15 persen, 12,54 persen dan 13,87  persen. Semuanya lebih tinggi dibanding bunga pinjaman sejenis di kawasan ASEAN.

Untuk mereduksi suku bunga pinjaman, otoritas sudah melakukan beberapa langkah. BI sudah mereduksi bernchmark atau suku bunga acuan dan Rasio Cadangan Wajib (Reserve Requirement Ratio) untuk menginjeksi likuiditas pada sistem perbankan.

Halaman:


Terkini Lainnya

KB Bank Targetkan Penyelesaian Perbaikan Kualitas Aset Tahun Ini

KB Bank Targetkan Penyelesaian Perbaikan Kualitas Aset Tahun Ini

Whats New
Astra Agro Lestari Sepakati Pembagian Dividen Rp 165 Per Saham

Astra Agro Lestari Sepakati Pembagian Dividen Rp 165 Per Saham

Whats New
Ditopang Pertumbuhan Kredit, Sektor Perbankan Diprediksi Semakin Moncer

Ditopang Pertumbuhan Kredit, Sektor Perbankan Diprediksi Semakin Moncer

Whats New
Survei: 69 Persen Perusahaan Indonesia Tak Rekrut Pegawai Baru untuk Hindari PHK

Survei: 69 Persen Perusahaan Indonesia Tak Rekrut Pegawai Baru untuk Hindari PHK

Work Smart
Heboh Loker KAI Dianggap Sulit, Berapa Sih Potensi Gajinya?

Heboh Loker KAI Dianggap Sulit, Berapa Sih Potensi Gajinya?

Whats New
Tantangan Menuju Kesetaraan Gender di Perusahaan pada Era Kartini Masa Kini

Tantangan Menuju Kesetaraan Gender di Perusahaan pada Era Kartini Masa Kini

Work Smart
Bantuan Pesantren dan Pendidikan Islam Kemenag Sudah Dibuka, Ini Daftarnya

Bantuan Pesantren dan Pendidikan Islam Kemenag Sudah Dibuka, Ini Daftarnya

Whats New
Tanggung Utang Proyek Kereta Cepat Whoosh, KAI Minta Bantuan Pemerintah

Tanggung Utang Proyek Kereta Cepat Whoosh, KAI Minta Bantuan Pemerintah

Whats New
Tiket Kereta Go Show adalah Apa? Ini Pengertian dan Cara Belinya

Tiket Kereta Go Show adalah Apa? Ini Pengertian dan Cara Belinya

Whats New
OJK Bagikan Tips Kelola Keuangan Buat Ibu-ibu di Tengah Tren Pelemahan Rupiah

OJK Bagikan Tips Kelola Keuangan Buat Ibu-ibu di Tengah Tren Pelemahan Rupiah

Whats New
Pj Gubernur Jateng Apresiasi Mentan Amran yang Gerak Cepat Atasi Permasalahan Petani

Pj Gubernur Jateng Apresiasi Mentan Amran yang Gerak Cepat Atasi Permasalahan Petani

Whats New
LPEI dan Diaspora Indonesia Kerja Sama Buka Akses Pasar UKM Indonesia ke Kanada

LPEI dan Diaspora Indonesia Kerja Sama Buka Akses Pasar UKM Indonesia ke Kanada

Whats New
Unilever Tarik Es Krim Magnum Almond di Inggris, Bagaimana dengan Indonesia?

Unilever Tarik Es Krim Magnum Almond di Inggris, Bagaimana dengan Indonesia?

Whats New
Simak 5 Cara Merapikan Kondisi Keuangan Setelah Libur Lebaran

Simak 5 Cara Merapikan Kondisi Keuangan Setelah Libur Lebaran

Earn Smart
Studi Kelayakan Kereta Cepat ke Surabaya Digarap China, KAI: Kita Enggak Ikut

Studi Kelayakan Kereta Cepat ke Surabaya Digarap China, KAI: Kita Enggak Ikut

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com