Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Meraup Untung dari Berbisnis Furnitur Rumah Sakit

Kompas.com - 10/03/2016, 08:41 WIB

KOMPAS.com - Pasar produk peralatan dan perlengkapan kesehatan terus meningkat. Bertumbuhnya kesadaran masyarakat akan kesehatan mendorong mereka untuk lebih peka terhadap berbagai penyakit yang mungkin timbul pada tubuhnya.

Sebagai antisipasi, sebagian orang rutin memeriksakan diri ke berbagai pusat kesehatan. Tingginya kesadaran ini juga mendukung makin bertambahnya rumahsakit, klinik, dan pusat-pusat kesehatan lain.

Apalagi, seiring dengan pemberlakuan Jaminan Kesehatan Nasional, makin banyak masyarakat yang tertarik untuk memanfaatkan fasilitas kesehatan. Alhasil, kebutuhan fasilitas kesehatan pun meningkat.

Tak hanya membuka peluang untuk mendirikan rumah sakit ataupun fasilitas kesehatan lainnya. Peluang usaha lainnya adalah memproduksi berbagai perlengkapan furnitur untuk berbagai pusat kesehatan ini. Ambil contoh, ranjang (hospital bed), meja periksa (examination table), children bed, hingga boks bayi.

Berbagai peralatan dan perlengkapan ini tak hanya mengisi rumah sakit baru. Kebutuhan juga datang dari rumahsakit atau fasilitas kesehatan yang ingin mengganti berbagai perlengkapannya dengan yang baru, baik karena kerusakan atau karena ada teknologi baru.

Peluang bisnis pada bidang ini kian besar karena jumlah rumahsakit dan klinik juga membesar. Mengacu data Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah rumah sakit umum dan rumah sakit khusus pada 2013 mencapai 2.228 unit.

Sementara, jumlah Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskemas) 9.655 unit. Belum lagi, klinik-klinik swasta.

Setiap tahun, fasilitas kesehatan ini bertambah 5 persen-10 persen. Menggiurkan, bukan?

Terus bertambahnya jumlah fasilitas kesehatan inilah yang mendorong M. Adi Wijaya untuk terjun sebagai produsen furnitur rumah sakit, enam tahun silam. Sebelum memutuskan untuk membuka pabrik sendiri, sudah puluhan tahun Adi bergelut dalam industri kesehatan.

Namun, Adi tak memasok langsung produknya untuk rumah sakit. Dia mengirim barangnya untuk para pedagang, agen, dan distributor berbagai perlengkapan ini.

Selain itu, dia melayani pembelian dari klinik dan rumahsakit skala kecil. Dia melabeli produknya dengan nama CUA.

Ada sekitar 30 produk yang dibikin oleh Adi. Seperti bed hospital dengan berbagai tipe dan ukuran, meja periksa dengan berbagai tipe, mobile stretcher (alat untuk memindahkan pasien), brancard ambulans, beragam jenis troli, baby box, kabinet, loker, dan lemari obat.

Dari tahun ke tahun, permintaan pun terus meningkat. Adi juga terus menambah karyawan hingga 25 orang. Bahkan, pada tahun keempat, dia mampu mencetak omzet hingga Rp 400 juta setiap bulan. “Tak hanya dari Jakarta, saya juga mengirim pesanan dari rumahsakit di luar Jawa,” ujar Adi.

Tapi, dia tak bisa menghindar dari persaingan yang kian ketat. Bukan cuma bersaing dengan produk lokal, Adi juga harus mampu menghadapi produk-produk China yang menggerus pasarnya.

“Saya harus bisa memikirkan manajemen dan proses produksi yang efisien, supaya bisa menawarkan produk dengan harga yang pas,” jelas dia. Dalam kondisi sekarang, profit untuk bisnis ini berkisar 15 persen.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com