Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jokowi: Jangan Sampai Ada Korban Lagi Masalah "Dwell Time"

Kompas.com - 10/03/2016, 13:11 WIB
Indra Akuntono

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo kembali meminta waktu tunggu bongkar muat (dwell time) di Pelabuhan Tanjung Priok kembali diperbaiki.

Ia memasang target pada 1-2 bulan ini, waktu tunggu tersebut dapat mencapai tiga hari.

Jokowi menuturkan, dirinya telah menerima laporan dari Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Rizal Ramli mengenai waktu tunggu bongkar muat saat ini yang ada di kisaran 4,7 hari.

Ia ingin Indonesia mendekati waktu tunggu bongkar muat Singapura dan Malaysia yang hanya 1-2 hari.

"Jangan sampai ada korban lagi masalah dwell time. Saya engak main-main masalah ini," kata Jokowi, saat meresmikan Pusat Logistik Berikat di Cilincing, Jakarta Utara, Kamis (10/3/2016).

Jokowi lalu mengungkit keputusannya mencopot Indroyono Soesilo yang gagal memperbaiki waktu bongkar muat di Pelabuhan Tanjung Priok. Menurut Jokowi, Indroyono gagal memperbaiki waktu tunggu bongkar muat yang masih ada di kisaran 6-7 hari.

"Saya beri waktu 5 bulan, saya minta (dwell time) di bawah enam hari. Saya tunggu enam bulan, tidak berubah. Akhirnya ada menteri yang saya copot," ujarnya.

Menurut Jokowi, waktu tunggu bongkar muat sangat berpengaruh pada perekonomian nasional. Ia ingin situasi itu dipahami para menterinya dan Indonesia harus mampu menyaingi negara-negara maju lainnya.

"Kalau negara lain bisa, Indonesia harus bisa. Kita copy persis saja mereka pakai cara apa, kenapa kita tidak bisa melakukan," ucap Jokowi.

"Orang kita enggak kalah pintar. Saya ingin betul-betul mendekati angka yang saya targetkan. Harus didekati," sambung Jokowi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kehabisan Tiket Kereta? Coba Fitur Access by KAI Ini

Kehabisan Tiket Kereta? Coba Fitur Access by KAI Ini

Spend Smart
Harga Saham BBRI 'Nyungsep' 5 Persen, Investor 'Buy' atau 'Hold'?

Harga Saham BBRI "Nyungsep" 5 Persen, Investor "Buy" atau "Hold"?

Whats New
Cara Hapus Daftar Transfer di BCA Mobile

Cara Hapus Daftar Transfer di BCA Mobile

Work Smart
Perkuat Stabilitas Rupiah di Tengah Ketegangan Dunia

Perkuat Stabilitas Rupiah di Tengah Ketegangan Dunia

Whats New
Bantu Industri Hadapi Risiko Geopolitik, PGN Bakal Bangun Hub Optimalkan LNG Lintas Negara

Bantu Industri Hadapi Risiko Geopolitik, PGN Bakal Bangun Hub Optimalkan LNG Lintas Negara

Whats New
Mendag Musnahkan 27.078 Ton Produk Baja Ilegal Milik PT Hwa Hook Steel

Mendag Musnahkan 27.078 Ton Produk Baja Ilegal Milik PT Hwa Hook Steel

Whats New
Survei BI: Penyaluran Kredit Baru Perbankan Tumbuh pada Kuartal I-2024

Survei BI: Penyaluran Kredit Baru Perbankan Tumbuh pada Kuartal I-2024

Whats New
Bangun Ekosistem Hunian Terintegrasi Internet, Perumnas Gandeng Telkomsel

Bangun Ekosistem Hunian Terintegrasi Internet, Perumnas Gandeng Telkomsel

Whats New
Kalog Express Layani Pengiriman 3.186 Ton Barang Selama Lebaran 2024

Kalog Express Layani Pengiriman 3.186 Ton Barang Selama Lebaran 2024

Whats New
Bank Sentral Jepang Pertahankan Suku Bunga

Bank Sentral Jepang Pertahankan Suku Bunga

Whats New
Temukan Jaringan Narkotika di Tangerang, Bea Cukai dan BNNP Banten Musnahkan 21 Kg Sabu

Temukan Jaringan Narkotika di Tangerang, Bea Cukai dan BNNP Banten Musnahkan 21 Kg Sabu

Whats New
Dorong UMKM 'Go Global', Pertamina Kembali Gelar UMK Academy 2024

Dorong UMKM "Go Global", Pertamina Kembali Gelar UMK Academy 2024

Whats New
Mata Uang Polandia Bukan Euro meski Gabung Uni Eropa, Apa Alasannya?

Mata Uang Polandia Bukan Euro meski Gabung Uni Eropa, Apa Alasannya?

Whats New
Bersinergi Bersama, Bea Cukai dan BNN Usut Tuntas 4 Kasus Peredaran Sabu dan Ganja di Jateng

Bersinergi Bersama, Bea Cukai dan BNN Usut Tuntas 4 Kasus Peredaran Sabu dan Ganja di Jateng

Whats New
Dana Asing Rp 29,73 Triliun Cabut dari Indonesia, Ini Kata Sri Mulyani

Dana Asing Rp 29,73 Triliun Cabut dari Indonesia, Ini Kata Sri Mulyani

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com