Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wapres: Skema Pengupahan Baru Akan Buat Buruh Lebih Stabil

Kompas.com - 11/03/2016, 18:39 WIB
Yoga Sukmana

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Wakil Presiden Jusuf Kalla mengakui, sistem ketenagakerjaan masih memiliki banyak masalah.

Akibatnya, serikat pekerja kerap melakukan demonstrasi.

Namun, Wapres meyakini, buruh akan lebih stabil seiring penerapan sistem baru pengupahan oleh pemerintah.

"Saya yakin ini (buruh) akan lebih stabil," ujar Kalla saat memberikan sambutan dalam acara Indonesia International Furniture Expo 2016 di Jakarta, Jumat (11/3/2016).

Ia menjelaskan, sistem pengupahan baru itu memakai inflasi dan pertumbuhan ekonomi sebagai formula kenaikan upah buruh.

Dengan begitu, Wapres mengatakan, upah buruh akan naik setiap tahun.

Wapres mengakui, kebijakan pemerintah itu sempat didemo oleh serikat pekerja.

Namun, ia mengatakan bahwa formula baru itu jelas lebih baik dari formula lama yang menggunakan komponen hidup layak (KHL) sebagai acuan.

"Memang masih ada demo-demo. Kita jelaskan bahwa ini jauh lebih baik dibanding sistem yang dulu, memberikan kita stabilitas yang lebih baik," kata Kalla.

Harian Kompas Upah Tenaga Kerja

Sebelumnya, Ketua Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) Said Iqbal menyebutkan, dengan skema perhitungan itu, peran buruh menjadi dihilangkan dalam penyusunan upah minimum.

Tak segan, KSPI pun menyebut pemerintahan Jokowi lebih kejam daripada Orde Baru.

"Jadi, enggak ada lagi peran serikat buruh. Pak Harto saja tidak sekejam itu. Nah, pemerintah hari ini terlalu berani (kepada buruh)," kata Said saat dihubungi Kompas.com di Jakarta, Jumat (16/10/2015).

Pada zaman Soeharto, yang otoriter, buruh menurut dia dilibatkan dalam penentuan upah minimum.

Skemanya menggunakan KHN, yaitu kebutuhan hidup minimum, yang sekarang menjadi KHL atau kebutuhan hidup layak. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

Whats New
Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Whats New
KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com