Menurut Lagarde, pemimpin-pemimpin Asia perlu menjaga kebijakan moneter dan menggunakan kebijakan fiskal untuk menggenjot pertumbuhan.
"Pemimpin Asia harus menjaga kebijakan moneter, sekaligus menggunakan kebijakan fiskal untuk meningkatkan pertumbuhan dan pengukuran makroprudensial untuk melindungi stabilitas finansial. Mengadopsi reformasi struktural untuk meningkatkan daya saing, pertumbuhan, dan tenaga kerja menjadi kunci," ujar Lagarde dalam pidatonya di New Delhi, India, Minggu (13/3/2016).
Lagarde menyatakan, Asia merupakan kawasan yang paling dinamis di seluruh dunia. Pasalnya, Asia menyumbang 40 persen dari ekonomi dunia dan akan memberikan hampir dua per tiga dari pertumbuhan ekonomi dunia dalam 4 tahun ke depan.
"Asia saat ini lebih mempengaruhi dunia dari sebelumnya. Asia pun kini lebih terdampak oleh perkembangan ekonomi dunia dibandingkan masa sebelumnya. Asia pun harus merespon itu," tegas Lagarde.
Menurut perempuan asal Perancis ini, para pembuat kebijakan harus segera merespon berbagai tantangan global termasuk pasar yang bergejolak dan aliran modal, serta tertekannya pasar finansial dan harga komoditas global.
Selain itu, Lagarde juga menyoroti 'pekerjaan rumah' yang harus dilakukan tiga negara besar Asia.
Pertama, China harus memperbaiki alokasi kredit untuk membantu menyeimbangkan kembali ekonomi dari investasi yang berujung pada utang.
Kedua, Jepang harus mereformasi pasar tenaga kerja dan tata kelola pemerintahan. Pun Jepang juga harus melakukan deregulasi pasar produk.
"India, yang saat ini berada pada momen krusial dalam sejarahnya, harus memperbaiki efisiensi pasar produk dan mendorong investasi swasta, serta meningkatkan pembangunan infrastruktur," terang Lagarde.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.