Seluruh dana tersebut kemudian digelontorkan kepada tiga sektor.
Sektor terbesar adalah sektor kelistrikan atau power plant.
"Komposisi penyaluran dana CDB adalah 62 persen untuk power plant, 25 persen untuk toll road atau jalan tol, dan 13 persen untuk agribisnis," kata Asmawi dalam Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi XI DPR, Senin (14/3/2016).
Lebih lanjut, Asmawi menuturkan, dana pinjaman dari CDB memberikan dua manfaat bagi perseroan, yakni mengurangi risiko likuiditas dan merupakan kredit berjangka panjang.
Pinjaman ini, dijelaskan Asmawi memiliki tenor 10 tahun.
"Plafonnya 1 miliar dollar AS dengan skema business to business. Principal grace period-nya 3 tahun," tutur Asmawi.