Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dalam Lima Tahun, FinTech Akan Gerus 24 Persen Pasar Perbankan Tradisional

Kompas.com - 17/03/2016, 07:00 WIB
Aprillia Ika

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Laporan Pricewaterhouse Coopers (PwC) terbaru menyatakan 83 persen institusi jasa keuangan tradisional meyakini bahwa sebagian dari lahan bisnis mereka akan direbut oleh perusahaan jasa teknologi keuangan (financial technology/FinTech).

Dalam laporan berjudul ‘Blurred Lines: How FinTech is shaping Financial services’ tersebut, 95 persen perbankan khawatir bisnis mereka akan direbut oleh FinTech.

Laporan ini memuat pendapat yang diberikan oleh 544 CEO, Pemimpin Bagian Inovasi, CIO dan pejabat tinggi manajemen yang terlibat dalam transformasi digital dan teknologi  di seluruh industri jasa keuangan di 46 negara.

Dalam laporan ini, lembaga keuangan tradisional meyakini pula bahwa 23 persen bisnis mereka terancam dengan berkembangnya FinTech. Lagipula, perusahaan FinTech juga diprediksi akan dapat merebut 33 persen bisnis lembaga keuangan tradisional.

"Industri perbankan dan pembayaran adalah yang paling terancam oleh FinTech," tulis laporan ini.

Responden dari industri transfer dana & pembayaran memprediksi bahwa dalam lima tahun ke depan, mereka dapat kehilangan 28 persen pangsa pasar karena FinTech.

Lalu, para bankir mengestimasikan mereka akan kehilangan 24 persen pangsa pasar. Sementara responden dari kalangan pengelolaan aset dan kekayaan dan asuransi masing-masing akan kehilangan pangsa pasar sebesar 22 persen dan 21 persen.

Ancaman Utama FinTech

Dua pertiga (67 persen) perusahaan jasa keuangan menempatkan tekanan pada margin laba sebagai ancaman utama yang berkaitan dengan FinTech, yang kemduian diikuti dengan berkurangnya pangsa pasar (59 persen).

Salah satu cara yang dilakukan FinTech sehingga mendorong kekhawatiran akan tekanan terhadap margin laba adalah melalui inovasi peningkatan efisiensi biaya operasi.

Sebab, perpindahan ke platform berbasis cloud tidak saja mengurangi biaya yang dikeluarkan di muka, namun juga mengurangi biaya infrastruktur.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Terinspirasi Langkah Indonesia, Like-Minded Countries Suarakan Penundaan dan Perubahan Kebijakan EUDR

Terinspirasi Langkah Indonesia, Like-Minded Countries Suarakan Penundaan dan Perubahan Kebijakan EUDR

Whats New
Manfaat Rawat Inap Jadi Primadona Konsumen AXA Financial Indonesia

Manfaat Rawat Inap Jadi Primadona Konsumen AXA Financial Indonesia

Whats New
Kemenko Marves: Prabowo-Gibran Bakal Lanjutkan Proyek Kereta Cepat sampai Surabaya

Kemenko Marves: Prabowo-Gibran Bakal Lanjutkan Proyek Kereta Cepat sampai Surabaya

Whats New
Layani Angkutan Lebaran Perdana, Kereta Cepat Whoosh Angkut 222.309 Penumpang

Layani Angkutan Lebaran Perdana, Kereta Cepat Whoosh Angkut 222.309 Penumpang

Whats New
Laba Unilever Naik 3,1 Persen Menjadi Rp 1.4 Triliun pada Kuartal I-2024

Laba Unilever Naik 3,1 Persen Menjadi Rp 1.4 Triliun pada Kuartal I-2024

Whats New
IHSG Diprediksi Menguat Hari Ini, Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

IHSG Diprediksi Menguat Hari Ini, Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

Whats New
Imbal Hasil Obligasi Meningkat, Wall Street Ditutup Bervariasi

Imbal Hasil Obligasi Meningkat, Wall Street Ditutup Bervariasi

Whats New
Simak 5 Tips Raih 'Cuan' dari Bisnis Tambahan

Simak 5 Tips Raih "Cuan" dari Bisnis Tambahan

Whats New
Unilever Ungkap Dampak Boikot Produk pada Keberlangsungan Bisnis

Unilever Ungkap Dampak Boikot Produk pada Keberlangsungan Bisnis

Whats New
Daftar 7 Mata Uang Eropa dengan Nilai Tukar Terkuat

Daftar 7 Mata Uang Eropa dengan Nilai Tukar Terkuat

Whats New
Tingkatkan Layanan, Shopee Luncurkan Program Garansi Tepat Waktu

Tingkatkan Layanan, Shopee Luncurkan Program Garansi Tepat Waktu

Whats New
Kurs Mata Uang Vietnam ke Rupiah Sekarang

Kurs Mata Uang Vietnam ke Rupiah Sekarang

Whats New
[POPULER MONEY] Kata DHL soal Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta | Tesla Bakal PHK 2.688 Karyawan

[POPULER MONEY] Kata DHL soal Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta | Tesla Bakal PHK 2.688 Karyawan

Whats New
Cara Transfer BNI ke ShopeePay lewat ATM dan Mobile Banking

Cara Transfer BNI ke ShopeePay lewat ATM dan Mobile Banking

Spend Smart
Cara Beli Tiket PLN Mobile Proliga 2024 lewat HP

Cara Beli Tiket PLN Mobile Proliga 2024 lewat HP

Spend Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com