Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harga Minyak Masih Jadi Ancaman APBN

Kompas.com - 17/03/2016, 12:06 WIB
Estu Suryowati

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Harga Minyak mentah dunia yang belum kokoh, dan hanya di kisaran 40 dollar AS per barel dinilai mengkhawatirkan bagi penerimaan negara.

Padahal, beberapa tahun sebelum penurunan 2014, harga minyak stabil di kisaran 100 dollar AS per barel.

Wakil Ketua Komisi VII Fadel Muhammad mengatakan, rendahnya harga minyak akan mengganggu penerima APBN. Penerimaan dari sektor migas akan meleset dari target cukup jauh.

"Penerimaan sektor migas diperkirakan hanya akan mencapai 12,86 miliar dollar AS, dari target yang ditetapkan sebesar 14,99 miliar dollar AS," kata Fadel di Jakarta, Kamis (17/3/2016).

Dia bilang, hampir dapat dipastikan penerimaan sektor migas hanya mencapai 85,79 persen dari target.

Fadel juga mengatakan, penurunan harga minyak dunia sebenarnya akan berdampak positif apabila hanya turun 20 persen. Dengan penurunan sebesar itu, maka inflasi bisa ditekan.

"Namun jika turunnya sampai 75 persen, ini akan berpengaruh negatif terhadap perekonomian Indonesia, karena akan merembet pada penurunan signifikan PNBP," ucap Fadel.

Rendahnya harga minyak dunia saat ini perlu menjadi perhatian pemerintah. Sebab, Fadel menambahkan, banyak analis memperkirakan harga minyak belum mencapai titik terendahnya.

"Harga minyak diperkirakan akan berqda pada kisaran 15-20 dollar AS per barel," imbuh Fadel.

Faktor eksternal seperti harga minyak itu, sambung Fadel, memang cukup kental memengaruhi perekonomian Indonesia.

Maka dari itu, dia berharap pemerintah melalui APBN yang dimiliki bisa berperan lebih dalam menggerakkan perekonomian nasional.

"Investasi dan belanja pemerintah berperan penting dalam menggerakkan pertumbuhan ekonomi," kata dia.

Di luar itu, Fadel menambahkan, ada faktor yang menentukan kualitas pertumbuhan ekonomi, yakni kebijakan moneter.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com