Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Murniati Mukhlisin
Praktisi Ekonomi Syariah

Pakar Ekonomi dan Bisnis Digital Syariah/Pendiri Sakinah Finance dan Sobat Syariah/Dosen Institut Tazkia

Makanan dan Keuangan Keluarga

Kompas.com - 21/03/2016, 15:17 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini
EditorWisnubrata

Kali ini Layyina, putri sulung kami menceritakan program televisi yang kerap ditontonnya, "Eat Well for Less" atau "Makan lebih baik dengan harga murah" yang ditayangkan oleh BBC, sebuah stasiun televisi di Inggris.

Program tv reality show ini ingin mengajak para keluarga untuk belanja sehat dan berhemat dalam berbelanja.

Menurut Layyina pesan yang didapat adalah kita sebaiknya tidak melihat merek barang ketika mengkonsumsi makanan dan minuman karena dapat menghemat ratusan poundsterling dalam satu bulan belanja (£100 kira-kira Rp 2juta).

Pelajaran lain yang dapat dipetik  dari program ini juga, mahal tidak selalu sehat, jadi carilah makanan minuman sehat yang murah. Biaya hidup di Inggris yang termasuk salah satu termahal di dunia menjadikan program ini tontonan yang diminati terutama dari kalangan menengah ke bawah.

Bagaimana memilih yang sehat dan murah?

Memilih produk yang tidak popular bukan berarti mengkonsumsi makanan yang tidak sehat. Pembeli seharusnya jeli dan cermat ketika membaca bahan-bahan yang terkandung di dalam produk dan tidak serta merta percaya kepada iklan di media.

Dengan keahlian berbelanja yang baik, pembeli akan berhasil berhemat dan pada saat yang bersamaan mendapatkan barang berkualitas baik.

Hal pertama yang perlu dijadikan kebiasaan bagi keluarga adalah makan masakan rumah dan mengurangi makanan siap saji.

Kedua, belanja di pasar tradisional karena lebih menjanjikan bahan makanan segar, sehat dan murah. Secara logika, pasar tradisional dapat menekan harga karena para penjual tidak perlu belanja iklan, membayar sewa mahal, dan mengemas baik produk jualannya.

Ketiga, membawa catatan belanja dan uang secukupnya untuk menghindari sifat shopaholic (hobi belanja).

Keempat, pandai merencanakan makanan yang bervariasi penuh gizi untuk konsumsi keluarga dan tamu.

Kelima, yang paling penting adalah memastikan makanan yang dikonsumsi senantiasa halal dan thayib (baik).

Satu hal yang paling utama bagi keluarga Muslim yang tinggal di Inggris adalah memastikan makanan dan minuman yang dibeli adalah halal ketika berbelanja. Bisa dibayangkan para pendatang yang baru ke negara ini akan kewalahan di hari-hari pertama mereka berbelanja.

Namun dibandingkan negara Eropa lainnya, pencantuman label halal dan sesuai untuk vegetarian/vegan lebih banyak ditemui di pasar tradisional, toko-toko dan pusat belanja di Inggris.

Di Italia dan Perancis misalnya, bagi pendatang yang hanya tahu berbahasa Inggris, membaca bahan-bahan makanan yang ada di luar kemasan adalah suatu hal yang tidak mudah karena bahasa yang digunakan adalah kebanyakannya bukan bahasa Inggris.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

KAI Bakal Terima 1 Rangkaian Kereta LRT Jabodebek yang Diperbaiki INKA

KAI Bakal Terima 1 Rangkaian Kereta LRT Jabodebek yang Diperbaiki INKA

Whats New
BTN Relokasi Kantor Cabang di Cirebon, Bidik Potensi Industri Properti

BTN Relokasi Kantor Cabang di Cirebon, Bidik Potensi Industri Properti

Whats New
Pengelola Gedung Perkantoran Wisma 46 Ajak 'Tenant' Donasi ke Panti Asuhan

Pengelola Gedung Perkantoran Wisma 46 Ajak "Tenant" Donasi ke Panti Asuhan

Whats New
Shell Dikabarkan Bakal Lepas Bisnis SPBU di Malaysia ke Saudi Aramco

Shell Dikabarkan Bakal Lepas Bisnis SPBU di Malaysia ke Saudi Aramco

Whats New
Utang Rafaksi Tak Kunjung Dibayar, Pengusaha Ritel Minta Kepastian

Utang Rafaksi Tak Kunjung Dibayar, Pengusaha Ritel Minta Kepastian

Whats New
BEI Enggan Buru-buru Suspensi Saham BATA, Ini Sebabnya

BEI Enggan Buru-buru Suspensi Saham BATA, Ini Sebabnya

Whats New
PT Pamapersada Nusantara Buka Lowongan Kerja hingga 10 Mei 2024, Cek Syaratnya

PT Pamapersada Nusantara Buka Lowongan Kerja hingga 10 Mei 2024, Cek Syaratnya

Work Smart
Koperasi dan SDGs, Navigasi untuk Pemerintahan Mendatang

Koperasi dan SDGs, Navigasi untuk Pemerintahan Mendatang

Whats New
Cadangan Devisa RI  Turun Jadi 136,2 Miliar Dollar AS, Ini Penyebabnya

Cadangan Devisa RI Turun Jadi 136,2 Miliar Dollar AS, Ini Penyebabnya

Whats New
Bea Cukai Klarifikasi Kasus TKW Beli Cokelat Rp 1 Juta Kena Pajak Rp 9 Juta

Bea Cukai Klarifikasi Kasus TKW Beli Cokelat Rp 1 Juta Kena Pajak Rp 9 Juta

Whats New
Luhut Optimistis Upacara HUT RI Ke-79 Bisa Dilaksanakan di IKN

Luhut Optimistis Upacara HUT RI Ke-79 Bisa Dilaksanakan di IKN

Whats New
Perkuat Distribusi, Nestlé Indonesia Dukung PT Rukun Mitra Sejati Perluas Jaringan di Banda Aceh

Perkuat Distribusi, Nestlé Indonesia Dukung PT Rukun Mitra Sejati Perluas Jaringan di Banda Aceh

BrandzView
Simak, Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BRI hingga CIMB Niaga

Simak, Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BRI hingga CIMB Niaga

Whats New
Harga Emas Dunia Turun di Tengah Penantian Pasar

Harga Emas Dunia Turun di Tengah Penantian Pasar

Whats New
Resmi Melantai di BEI, Saham Emiten Aspal SOLA Naik 30 Persen

Resmi Melantai di BEI, Saham Emiten Aspal SOLA Naik 30 Persen

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com