Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Brexit" Bisa Pangkas 950.000 Pekerjaan di Inggris Hingga 2020

Kompas.com - 22/03/2016, 08:08 WIB
Aprillia Ika

Penulis

Sumber Bloomberg
KOMPAS.com - Meninggalkan Uni Eropa, Inggris diperkirakan harus menanggung ongkos kehilangan output ekonomi hingga 100 miliar pounds atau 145 miliar dollar AS.

Inggris juga harus kehilangan 950.000 pekerjaan hingga 2020. Demikian studi dari Confederation of British Industry (CBI), yang berkampanye menentang keluarnya Inggris dari Uni Eropa atau disebut Brexit.

Sebuah referendum yang akan dilakukan pada 23 Juni oleh perdana menteri David Cameron akan menyebabkan guncangan serius pada perekonomian Inggris, menurut CBI.

CBI yang bisnis utamanya adalah grup lobi, mengatakan mereka mempelajari dua skenario Brexit dari Pricewaterhouse Coopers.

"Meninggalkan Uni Eropa akan jadi hambatan terutama pada standar kehidupan, pekerjaan dan pertumbuhan," kata Direktur Jenderal CBI Carolyn Fairbairn.

"Penghematan dari bujet kontribusi ke Uni Eropa dan regulasi akan memperberat dampak negatif pada perdagangan dan investasi."

Menurut studi CBI, GDP Inggris bisa 5 persen lebih rendah di 2020 jika keluar dari Uni Eropa. Jika tidak keluar, hanya 3 persen lebih rendah. Sementara itu, pertumbuhan kemungkinan dibawah nol, pada 2017-2018, jika keluar dari Uni Eropa.

"Pemulihan ekonomi memang akan lambat, tapi sebaiknya tidak keluar dari jalur yang seharusnya. Meninggalkan Uni Eropa sama halnya memperkecil ekonomi di 2030," lanjut Fairbarn.

Sebelumnya, pihak yang setuju dengan Brexit mengatakan Inggris akan lebih baik berada di luar blok sebab saat ini Eropa merupakan pasar yang sedang tenggelam bagi Inggris.

Dengan berada di luar blok, maka perdagangan dan pemerintahan Inggris akan lebih luwes melakukan perdagangan dengan negara-negara yang sedang mengalami pertumbuhan cepat di seluruh dunia.

"Uni Eropa yang mendanai CBI, mencoba membangun kembali cerita sampah bahwa Inggris akan lebih baik jika bergabung ke Euro. Mereka salah," kata Matthew Elliott, chief executive Vote Leave, yang mengkamapnyekan Brexit.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Bloomberg
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com