Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tiga Hal yang Bikin Industri Kaca Terang Benderang

Kompas.com - 23/03/2016, 13:41 WIB

KOMPAS.com - Ada tiga hal yang bikin industri kaca lembaran dan kaca pengaman di Indonesia bakal terang benderang di kemudian hari. Tiga hal ini, menjadi salah satu bagian yang bakal mengemuka pada pameran terbesar industri kaca glasstec tahun ini di Düsseldorf Jerman. Perhelatan itu bakal berlangsung pada 20-23 September.

Dalam siaran pers yang diterima Kompas.com hari ini, Rabu (23/3/2016), panitia penyelenggara, Messe Düsseldorf, kembali membidik Indonesia sebagai negara tujuan untuk tur keliling (roadshow) menjelang pameran tersebut.

Direktur Eksekutif Messe Düsseldorf Michael Degen mengatakan tiga tantangan masa depan pada industri ini adalah proses aplikasi kaca pada telepon pintar (smartphone), industri otomotif, dan rekayasa medis. "Hal lain yang akan menjadi sangat menarik adalah penggunaan kaca pada rumah dengan konsep smarthome,” ujar Michael Degen.

Tema pertunjukan spesial tahun ini adalah “Future – Glass – Performance”. Selama pertunjukan akan digelar berbagai demonstrasi produk inovatif dan solusi yang akan menjadi trend pada tiga hingga lima tahun ke depan. Kali ini fokus ditujukan pada free-form, ultra-thin, dan kaca padat serta kaca yang digunakan untuk tujuan informasi.

Indonesia

bmwbmw.org Kaca depan mobil saat berkendara ditengah hujan

Catatan menunjukkan bahwa tatkala pergelaran glasstec pada 2014 ada 1.217 perusahaan dari industri kaca berpartisipasi. Dari jumlah itu, 63 persen berasal dari luar Jerman. Tahun ini, target pengunjung dari Indonesia di kisaran 200 orang dari industri kaca dan industri terkait lainnya.

Sementara itu, data dari Asosiasi Kaca Lembaran dan Pengaman Indonesia (AKLP) setahun silam menunjukkan, di Indonesia, kapasitas produksi kaca lembaran 1,45 juta ton per tahun dan kaca pengaman setara 1,3 juta unit mobil. Dari jumlah itu, utilisasinya mencapai 85 persen.

Tahun lalu pula, 60 persen total penjualan kaca membidik pasar lokal. Sementara, sisanya, 40 persen, menjadi produk ekspor. Pasar tradisional produk kaca Indonesia adalah Timur Tengah, Eropa, Amerika Serikat (AS), dan Asia Tenggara.

Sementara itu, Ketua Umum AKLP Yustinus H. Gunawan mengatakan menyambut baik tur keliling kali ini. Dirinya menitikberatkan pentingnya seminar terkait kebutuhan perkembangan kaca di Indonesia, khususnya, regulasi penggunaan kaca pada bangunan atau building code.

Terkini, imbuhnya, secara umum kondisi industri kaca lembaran dan industri olahan di Indonesia terus tergerus daya saingnya lantaran tetap tingginya harga gas bumi untuk industri. Padahal, harga gas bumi di negara tetangga dan global sudah anjlok sejak beberapa tahun yang lalu.

Menurut hemat Yustinus, peraturan presiden tentang penurunan harga gas bumi belum ditetapkan hingga sekarang. Meskipun, pemerintah pernah menjanjikan penurunan harga gas bumi berlaku sejak Januari 2016.

cubicletoiletindonesia.com Ilustrasi jenis kaca mobil

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jasa Marga: 109.445 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek Selama Libur Panjang Paskah 2024

Jasa Marga: 109.445 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek Selama Libur Panjang Paskah 2024

Whats New
Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Earn Smart
7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

Whats New
'Regulatory Sandbox' Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

"Regulatory Sandbox" Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

Whats New
IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

Whats New
Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Whats New
Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Whats New
Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Whats New
Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Whats New
Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Whats New
Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Whats New
Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

BrandzView
Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Whats New
Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Whats New
Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com